"Yang ini, deh." Tangan si laki-laki muda menunjuk bungkus yang merah. Padahl kelihatan masih baru belum dibuka.
Begitu giliran saya, saya takut kalau si ibu akan mempermasalahkan kemasan cairan saya. Ternyata malah justru hanya soal jepit.
"Itu jepit bahan metal?" Tanya petugas.
"Iya, harus dicopot ya, bu." Tangan saya mulai meranggeh rambut, melepas jepit.
"Betul, takut bunyi." Kata si ibu berseragam.
"Anting-anting juga? Kalung?" Tawar saya.
"Nggak usah. Silakan masuk ke pintu cek badan."
Nah, karena obrolan santai tadi, si ibu nggak memeriksa bungkusan bahan cairan saya yang permukaannya lebih gemuk dari yang ada di dalam contoh.
Kalau saya jadi si pria. Bungkus kardusnya dibuang lalu masukkan semua botol jadi satu. Kalau satunya cuma 100-200 ml kan hanya 300-600 ml atau kurang dari 1 liter. Tapi kali si mas nggak yakin, takut atau resah mau cepet-cepet. Jadinya pasrah begitu, deh.
***
Baiklah teman-teman, apalagi yang suka travel, semoga cerita sederhana ini bermanfaat. Namanya terbang, apalagi ke luar negeri kalau ada apa-apa memang repot. Sebaiknya dipersiapkan dengan baik. Soal bahan cairan ini tergolong sepele tapi bisa jadi gawe kalau nggak diatur sebelum pergi.
Jika dulu-dulu suka membuang bahan cair karena kebanyakan, sekarang lebih cerdas mengatur pengemasannya. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H