Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

7 Tips Traveling Sendirian ke Luar Negeri

3 November 2021   05:11 Diperbarui: 3 November 2021   17:51 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi solo travelling.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Keenam, nggak usah bawa tas berat. Namanya juga hanya lima hari. Jadinya saya pakai jaket, tas pinggang untuk handphone, dompet, dan dokumen, serta memanggul tas punggung yang juga tas sekolah saya. 

Beratnya 3 kg. Isinya? Make-up, snack (kacang dan coklat), healthy-kit (sikat gigi, odol, antiseptik sampai tes cepat), rukuh untuk sholat, dua legging, 5 CD, 3 kaos kaki, 3 kaos dan satu atasan yang pantas (untuk pesta, demi jaga-jaga). 

Kalau kotor bisa dicuci dengan sabun di toilet kamar hotel dan dijereng bisa kering sampai hari berikutnya. Naaaah, namanya orang nggak tahu. Nggak ada rencana dari rumah akan sowan bapak dubes RI di Oslo. 

Sampai pada suatu ketika, staf menjawab saya diberi waktu 1 jam. Padahal saya lupa bawa bawahan yang pantas untuk melengkapi atasan yang pantas tadi. Terpaksa beli rok di H&M yang sudah diskon. Habisnya, di rumah sudah banyak baju. Untuk keperluan mendadak begitu, jadi terpaksa beli tapi juga harus dipikir bea dan manfaatnya nanti. 

Selain itu, tadinya saya sudah mempersiapkan termos untuk minum. Dengan harapan kalau air tidak boleh masuk bandara waktu check in, saya bisa mengeluarkan air di termos, screening tas dan mengisi termos lagi di airport dengan air kran. Jerman dan Norwegia terkenal memiliki kebersihan air ledeng yang terjamin kualitasnya. 

Konon, air botolan yang dijual malah kalah. Membawa tas seperlunya ini terapi bagi traveler yang suka pergi kayak pindahan rumah. Wkwk... Bukankah pergi sendiri kalau bawa barang berat, pegel, nggak ada yang bantuin. Angkut sendiri. Sengaja nggak bawa kamera DLSR, sebab rempong, takut rusak dan kamera terkini juga bagus bisa 4K. Sudah cukup dan kecil. Oh, ya handcarry ini praktis karena nggak perlu mencari koper lama-lama di baggage claim.

Ketujuh, jalan kaki. Memang bus, kereta, trem, kereta bawah tanah banyak ditawarkan di EU. Namun entah mengapa, saya suka sekali jalan kaki. Selain gratis, saya biasa menemukan tempat-tempat yang menarik yang nggak dilewati alat transportasi umum secara kebetulan.

Contohnya, saya nemu bekas rumah para tawanan NAZI, kuburan tua dan sejenisnya. Dan lagi, jalan kaki itu sehat. Selain kaki kuat, siapkan sepatu yang kuat juga untuk diajak jalan. 

Malamnya, pasti tepar dan cepat tidur karena kecapekan. Nggak perlu obat tidur, dah. Paling tidak, sehari bisa minimal 10 km hit. Jangan pakai highheels, ya. Selain nggak sehat juga capek, atuh.

***

Dari ketujuh tips dan hal yang paling utama adalah niat dan keberanian. Kalau semua tadi bisa dijalani tapi nggak niat dan nggak berani sendirian, mana jadi pergi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun