Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Asyiknya Tidur bersama Anak yang Sudah ABG

4 Juni 2021   02:39 Diperbarui: 4 Juni 2021   02:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Wah sudah lama nggak nulis. Maafkan. Rasanya bekerja sambil sekolah memang berat apalagi di negeri orang. Semua dikerjakan sendiri, hari habis sudah.

Untungnya, hasrat ingin menulis tetap ada. Cari waktunya memang harus mencuri-curi begitu.

Ah, teman-teman, mumpung hari ini libur, saya nulis pengalaman asyiknya tidur bareng ABG. ABG ini adalah anak-anak kami yang perempuan.

Ceritanya, suatu hari, suami pergi ke luar kota karena ada kawan yang berulang tahun ke-50. Namanya hari istimewa, pasti ia bela-belain untuk mendatangi acara yang hanya mengundang dua tamu; suami dan satu orang Vietnam. Andai tidak ada corona, sudah ada rencana menggelar pesta dengan ratusan orang. Oh, iya. Teman yang berulang tahun sudah 20 tahun berkawan dengan suami. Indahnya persahabatan ketika saya semakin tahu bahwa berteman dekat itu tidak sekedar berapa lama sudah menjalin hubungan, melainkan sebagus apa kualitasnya. 

Dengan membawa hadiah berubah Gas Grill atau alat barbecue di bagasi mobil, ia berangkat. Kami pun yang ditinggal bergembira. Horeee ... home sweet home. Saya yakin dengan perpisahan dengan masa yang pendek ini akan membuat kami saling merindukan.  Menyadari betapa selama ini ada harta karun yang sudah dimiliki; keluarga. Hal ini tidak boleh pernah dilupakan dalam hidup. Mensyukuri apa yang ada.

Nah, karena saya sendirian di kamar, saya punya ide supaya anak-anak tidur bersama saya selama suami tidak berada di rumah. Bukan lantaran takut, tetapi lebih pada memanfaatkan waktu bersama anak-anak, yang entah kapan suatu hari pasti akan meninggalkan saya. Sepertihalnya saya meninggalkan ibu dan bapak di Indonesia. Ini fenomena yang biasa dalam kehidupan, tinggal siap nggak siap saja. Iya, kan?

Apa kata anak-anak dengan gagasan ini? Coba tebak!

Yup. Senangnya bukan kepalang. Biasanya kalau disuruh tidur, anak-anak itu muterrrrr saja. Sejam kemudian baru di tempat tidur. Eh, ini belum disuruh, sudah pada masuk kamar saya dengan perangkat lenongnya. Mirip seperti di hotel; ada snack, ada botol minum, ada buku, ada HP ... 

Bahkan .... kucingnya dibawa sekalian. Mengalah dengan kepentingan anak-anak karena rasa sayang sama mereka. 

Yailah. Kucing hitam itu milik tetangga. Namun karena sering ke rumah kami dan disayang sama anak-anak, itu kucing jadi seperti kucing piaraan. Saya sebenarnya keberatan karena rambut kucingnya nyebar di seluruh penjuru rumah. Menghilangkannya tidak mudah. Pusing. Di Jerman, kebersihan itu wajib dan jadi nomor satu. Beda prinsip dengan di tanah air, bukan?

Sebelum tidur, kami menonton TV bersama sambil cerita ngalor-ngidul. Soal medsos lah, tentang Germany Next Top Model lah. Bab jajan lah, adaaa saja yang bisa diobrolin.  Seneng banget mereka itu. Katanya seperti liburan, padahal di rumah saja. heran, ya, kok masih ada ABG yang mau tidur bareng mamanya. Inilah cinta, berjuta rasanya.

Meskipun happy diizinkan tidur sekasur, anak-anak masih kangen papanya. Jadi nggak heran kami menghubungi suami/papa untuk mengucapkan selamat malam dan selamat tidur sebelum semua menuju Z-Z land.

Senyum mengembang. Saya pandangi satu-satu permata hati sambil mengelus satu-satu. Saya sungguh mencintai mereka. Jiwa raga sudah saya berikan selama ini. Nggak terasa anak-anak yang dahulu  bayi sekarang sudah jadi raksasa, lebih besar dari emaknya. Kakinya saja sudah seperti kapal. Ih, masak cewek kakinya gede? 

Ah, anak-anak tidurnya lelap sekali. Tidak mendengkur, tidak menggigau, tidak silat. Pokoknya anteng begitu lah. Barangkali secara psikologis mereka termotivasi hati dan pikirannya nyaman menutup mata. Tambahannya, mereka bangun kesiangan. Padahal kalau di kamar sendiri, pagi-pagi sudah ribut.

Sayang. Kebahagiaan di dunia kadang tak abadi. Beberapa hari kemudian, suami pulang. Kami pun bercerita bahwa kasurnya ditempati. Bukan oleh orang lain tapi oleh anak-anak perempuan kesayangannya. Apa kata suami? Saya taksir ia iri. Ia berkacak pinggang.

"Ya sudah, malam ini anak-anak boleh tidur sama aku. Mama tidur di sofa di ruang komputernya. Pasti ia bahagia berada di sarangnya. Nulis terus."

Diarrrrrrr.  Apa kata dunia? Inilah namanya cinta.(G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun