Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dua Jam Setelah Divaksin BioNTech, Saya Tumbang Sejam

21 Mei 2021   03:33 Diperbarui: 21 Mei 2021   03:42 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum divaksin?

Menjadi siswa Praxisintegrierte Ausbildung" (sekolah sambil kerja selama 3 tahun), yang diharuskan sekolah selama tiga hari dan bekerja di taman kanak-kanak selama dua hari, membuat kami mendapat prioritas pertama bersamaan dengan lansia, untuk divaksin. Jadi ini adalah keuntungan kami, mengingat persediaan vaksin di Jerman, negara modern yang banyak uang dari pajak ini, ternyata stoknya kurang. Dibanding dengan China atau Amerika,  menurut saya, Jerman ketinggalan.

Guru-guru kami yang sudah divaksin selalu menanyakan kepada kami apakah kami sudah divaksin. Dari kami bertigapuluh di kelas, hanya 3 orang. Guru pun geleng kepala. Rupanya alasannya adalah belum percaya dengan AstraZeneca.

Sebenarnya, apa yang harus kami tempuh mudah.

Pertama mendaftar ke pusat penyuntikan vaksin (Das Impfung Zentrum). Saking banyaknya, tidak mudah untuk mendapatkan jadwal. Untung saja, pemerintah memiliki ide supaya dokter kampung juga ikut menyukseskan program vaksin. Ya, kami boleh mendaftar di sana. Segera saya mendaftar. Kata si resepsionis, saya antrinya 3 mingguan karena yang antri 300 orang dari 2000 penduduk. Ternyata, saya disuruh datang satu minggu setelah telepon minta jadwal. Sungguh beruntung.

Kedua, saya harus mendapatkan surat keterangan dari taman kanak-kanak bahwa saya bekerja di sana. Surat ini satu hari jadi, dibuatkan kepala TK.

Ketiga, membawa buku imunisasi warna kuning. Di mana buku ini nanti akan ditempelkan sticker vaksin. Saat ini, diharapkan oleh pemda untuk siapa saja yang sudah divaksin tidak memposting sticker atau bukti sudah divaksin di medsos karena akan memicu kejahatan pemalsuan sticker.

Keempat, mengunduh surat dari website BioNTech yang menyatakan setuju dengan penyuntikan dan mengetahui efek sampingnya. Pada awal vaksinasi di Jerman, tiap dokter harus menandatangani 8 dokumen tebal. Sekarang dipermudah, hanya satu kali, iya dengan surat ini.

Apa yang terjadi setelah divaksin?

Saya mau ngakak ketika ada seseorang yang posting bahwa teman-temannya yang sudah vaksin memiliki gejala beragam; ada yang pusing, bekas suntikannya sakit serasa jarumnya sampai tulang, demam, lemas, mual dan sampai ... hasrat seksnya tinggi. Walah. Bisa aja.

Sebelum divaksin BNT162b2, saya berharap tidak ada gejala apapun. Biasanya, saya akan demam dan bekas suntikannya sakit. Terakhir kali bulan Februari saya vaksin Zecken anti serangga, tidak ada gejala apapun. Mungkin karena saya happy, nggak takut disuntik. Atau kondisi saya fit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun