Tenang-tenang... masih banyak kok manfaat yang akan didapat. Berikut adalah yang saya rasakan:
- Ilmu yang bermanfaat
- Wawasan luas
- Beramal karena berbagi ilmu (bagi narasumber atau komentator)
- Personal branding karena menjadi narasumber atau moderaror
- Memperluas pergaulan/teman baru
- Networking
- Jalan-jalan virtual
- Kemampuan public speaking terasah
- Berani tampil dalam sebuah forum, walau hanya diam seperti batu (daripada berisik, hayo?) menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi!
Kenangan manis zoom
Sampai hari ini sudah ada 33 zoom dari Koteka. Dari pengalaman jadi peserta, narasumber dan moderator, banyak kenangan tak terlupakan yang masih saya ingat sampai hari ini.
Pertama adalah perkenalan saya dengan narasumber yang berawal dari sebuah like salah satu feed di instagram saya. Setelah itu, saya ganti like feed dia yang tentang candi Prambanan. Terbersit ide untuk mengundang dia mengabarkan tentang kecantikan Indonesia, negara yang sering ia kunjungi. Photografer dari Kanada yang tinggal di California itu bernama Gregg Jaden. Ia punya ratusan ribu follower dan ternyata nggak sombong dengan langsung mengiyakan permintaan untuk mengisi zoom.
Ternyata hubungan kami berlangsung sampai hari ini, ia banyak mengajari saya tentang meditasi dan alam semesta. Maklum, ia sudah hampir mati dua kali karena kecelakaan, banyak hal yang ia telah ketahui di alam sana dan menarik untuk disimak. Darinya, saya semakin sadar, uang bukan segala-galanya, jangan ukur semua hal di dunia ini dengan uang dan jadilah orang baik selama masih hidup. Rajinlah untuk berbagi. Bisa kan?
Kedua, Alin Dahmen dari Jerman yang menjadi narasumber "Wonderful Indonesia" bertema Bali dan Sumatra, membuat saya berkali-kali berfikir. Dunia kecil, ia adalah tetangga sekampung di Jerman. Ia merasa heran mengapa saya memilih desa kecil untuk tinggal, sementara Indonesia itu indah dan sangat membuatnya kangen.
Sebaliknya, saya heran, mengapa ia mau hengkang dari Jerman dan ingin menikah dengan pria Indonesia. Jodoh memang tak lari ke mana. Setelah zoom, kami masih berkomunikasi, chat sana-sini. Perkenalan kami ini juga semakin membuat saya yakin bahwa, di dunia ini tidak ada yang sempurna. Ia mengingatkan saya bahwa usia muda bukan berarti berpangku tangan. Gadis yang memiliki bisnis di Bali itu sangat mandiri. Kalau dia bisa, kita tambah bisa, dong.
Dan kecintaannya pada Indonesia membuat saya terharu. Negeri yang bukan negeri tanah tumpah darahnya, membuat cintanya tertambat dan selalu ingin kembali ke Indonesia. Bagaimana dengan kita? Kita pemilik negara harus ikut merawat dan promosi serta bangga akan negeri sendiri di manapun kita berada.
Ketiga, ibu Dra. Wening Esthyprobo Fatandari, M.A, adalah dubes LBBP RI di Hongaria 2014-2018. Beliau sudah dua kali menjadi narasumber zoom Koteka. Pertama dengan moderator mas Ony, membahas wisata di masa pandemic new era dan kedua, dengan saya sebagai moderator, menyinggung peringatan Kartini di Hongaria dan Jerman yang telah beliau jalani selama menjabat.
Ibu dubes ini sangat istimewa bagi saya karena kami memiliki hubungan dengan kampung halaman yang sama, mengajarkan banyak hal khususnya tentang wastra dan promosi budaya RI. Beliau pula yang memberikan 2 penghargaan kepada saya karena menulis buku tentang Hongaria dan mempromosikan wisata Indonesia di Jerman (waktu itu dengan pameran di hari Kartini, di mana beliau presentasi). Itu adalah penghargaan pertama kali yang saya dapat dalam hidup, tanpa berkompetisi, benar-benar diapreasiasi. Itu mendahulu penghargaan dari Konjen KJRI Frankfurt Acep Soemantri dan dari Kompasiana saat Kompasianival 2020. Luar biasa! Pintu saya betul-betul dibukakan oleh beliau.
Dalam zoom, ibu dubes menginspirasi kita semua bahwa jadi perempuan harus bisa menjaga diri dan penampilan. Keinginan wanita untuk terus maju juga harus ada dan terus diasah, jangan jadi katak di dalam tempurung. Ini sudah zamannya!