Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Begini Rasanya Ikut Ulangan di Sekolah Jerman

16 Maret 2021   14:56 Diperbarui: 16 Maret 2021   15:47 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, tidak memiliki catatan penting selama pelajaran atau material yang biasa harus diunduh dari website sekolah. Saking banyaknya dokumen, kalau tidak langsung dirapikan di masing-masing folder, ambyar! Kalau tidak punya bahan bacaan untuk diulangi sebelum ulangan, bagaimana bisa belajar? Perbaiki sistem administrasi kertas dan buku pelajaran adalah hal yang bijak.

Tip untuk memiliki nilai yang cukup di rapor

Namanya manusia. Kalau ada masalah, pasti kita berusaha untuk menemukan jalan keluarnya bukan? Demikian pula dengan nilai rapor. Bagaimana supaya nilai kita cukup?

Sungguh tidak ada target bahwa saya harus dapat nilai 1 atau 2. Kalau sudah 3-4 saja sudah alhamdulillah. Nilai 5 jangan sampai, walaupun ada ketentuan, boleh memiliki nilai merah ini sebanyak 2-3 kali di beberapa mata pelajaran, asal ada mata pelajaran lain yang memiliki nilai 2 untuk penyeimbang. Itu tips pertama. Jadi, sebenarnya masih aman.

Kedua adalah aktif di dalam kelas. Apalagi, sistem nilai rapor di sekolah kami juga mencampurkan nilai keaktifan di dalam kelas. Apakah kamu sering bertanya? Apakah kamu sering menjawab pertanyaan guru? Apakah pendapatmu tepat, tidak asal jawab? Artinya, aktif mengeluarkan suara adalah penyumbang nilai yang cukup signifikan. Lakukan ini!

Ketiga, meminta tugas tambahan. Bahasa Jerman masih tergolong sulit untuk saya pahami, meski sudah lama tinggal di Jerman dan berkomunikasi menggunakan bahasa ini  dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, saya mengikuti nasihat dari bu guru Bahasa Jerman yang mengatakan bahwa siswa yang rajin minta tugas tambahan akan terangkat nilainya. Nggak nyangka, saya dapat nilai 2 untuk Bahasa Jerman padahal tata bahasa saya nabrak-nabrak. Barangkali si ibu menilai saya sudah punya niat baik, berusaha dengan sungguh-sungguh. Jika hasilnya tidak maksimal, setidaknya ada nilai bayangan yang diberikan sebagai bonus atas kerja keras. Intinya; usahakan rajin dan berkomunikasi dengan guru, berkenaan dengan kesulitan kita.

Keempat, belajar sungguh-sungguh. Setiap usaha pasti ada hasilnya. Kadang ada siswa yang belajar sebentar saja dengan sistem SKS (sistem kebut semalam), sudah menempel di otak. Ada pula siswa yang berminggu-minggu belajar, tidak juga hafal atau paham. Susah, ya? Bagaimanapun, dengan belajar dengan hati dan pikiran, pasti ada buah yang akan kita petik.

***

Nah, dari semua kisah saya di atas, kalian bisa membayangkan gimana rasanya mengalami ulangan di sekolah Jerman. Waktu di Indonesia, saya tidak pernah mimpi bahwa suatu hari akan mendapat kesempatan emas bersekolah di Jerman. Enak, sih, ada uang tunjangan, banyak teman baru dan Bahasa Jermannya jadi terasah tapi ya itu ... kepalanya nyut-nyutan. Apakah ini faktor U? (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun