Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Para Orangtua, Sudahkah Anda Kursus P3K?

14 September 2020   03:27 Diperbarui: 14 September 2020   08:00 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertolongan pertama| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Tahun 2020 ini, ada dua jadwal; yang pertama adalah Maret dan kedua pada bulan Juli. Karena masa corona, yang jadwal pertama dibatalkan. Masih keburu ikut, karena saya program Ausbildung mulai September. Untung sajalah yang kedua masih bisa dijalankan. Meski dengan beberapa peraturan antara lain:

  • Jumlah peserta terbatas
  • Jarak 2 meter tiap peserta, kecuali pasangan suami istri
  • Pakai masker selama kursus berlangsung, di saat tertentu, harus dobel dengan face shield
  • Hanya satu orang yang boleh di berada di toilet.

Saat mendaftar kursus, tidak langsung membayar karena sesuai pengalaman, banyak dari mereka yang tidak datang. Pembayaran kursus dilakukan pada hari terakhir kursus. Misalnya selama tiga hari kursus dan dilakukan setiap hari Jumat mulai pukul 19.00-22.00. 

Di Jumat ketiga itu, baru membayar dan mendapatkan bukti pembayaran. Jika lupa bawa uang kontan, bisa dibayar keesokan harinya. Tapi jangan lupa, ya untuk tetap membayar.

Sertifikat akan dikirim ke alamat peserta. Untuk beberapa orang yang mengikuti program Ausbildung seperti saya, bisa dikirim ke alamat lembaga yang mendanai, karena ada uang reimburse untuk saya selaku peserta. Lumayan, beanya 40 euro.

Alasan mengikuti kursus P3K

Ketika memasuki ruangan, saya kaget kok banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang ikut? Ternyata mereka ini pasangan muda yang memiliki anak balita di rumah, beberapa di antaranya sedang menunggu kehadiran sang buah hati alias istrinya pada hamil.

Saat perkenalan masing-masing peserta, instruktur bertanya alasan mengikuti kursus P3K. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mereka ini orang tua yang ingin memperdalam ilmu dan wawasan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan yang akan membantu mereka dalam merawat anak-anak di rumah.

Namanya anak-anak, ada-ada saja yang terjadi. Yang kepalanya benjol memar biru bahkan sampai berdarah, tangan atau kaki terkilir, yang jatuh dari sepeda, yang tersedak makanan dan entah kejadian apalagi yang bisa menimpa mereka.

Sebagai orang tua, mereka ini merasa punya kewajiban dan tanggung jawab untuk tahu tentang hal itu.

Seperti dikatakan instruktur, P3K ini tidak untuk menyembuhkan pasien saat terjadi kecelakaan tetapi lebih pada pertolongan pertama, lalu dirujuk kepada para ahlinya di klinik atau rumah sakit terdekat. Obat-obatan bahkan seperti betadine yang di Indonesia dipakai bebas, tidak disarankan.

Tiga wanita lainnya ternyata juga mirip dengan saya, mereka itu adalah peserta yang ingin mengetahui P3K karena akan mengasuh anak orang lain. Namanya titipan orang, harus dijaga sehingga mereka harus tahu banyak bahaya yang bisa mengancam anak-anak dan penanganannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun