Mata anak-anak berpijar membaca satu demi persatu prasasti. Ada yang dari kota-kota di Jerman, Amerika, Jepang, Hongkong, Denmark, Swedia dan Inggris. Dari sekian pedonor, kok, belum ada satupun nama yang dari Indonesia, jadi kesempatan bagi kita bukan? Tertarik?
![Romantis (Dokumentasi Gana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/29/rot6-5f4a7e93097f36268b083292.jpg?t=o&v=555)
Puas mengitari benteng yang Einbahnstrasse atau satu jalur, demi menghindari tabrakan yang lewat, kami turun menuju kota. Saking serunya, keesokan harinya, anak-anak naik ke tembok lagi dan jalan-jalan di lorong yang sempit itu.
Anak-anak minta kembali ke villa Mittelmeier. Kami mengantar mereka sampai ke Romantische Strasse. Romantisch = romantik, Strasse = jalan. Jalan yang dibilang romantis ini merupakan rute jalan ke tempat-tempat romantis seperti kota Rothenburg ini.
![Kurungan dan pancung (Dokumentasi Gana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/29/rot7-5f4a7eaa097f3657e14492e8.jpg?t=o&v=555)
![Resto Zur Zoell (Dokumentasi Gana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/29/rot8-5f4a7d17d541df1e0678ec86.jpg?t=o&v=555)
Saking panjangnya jalan, kita tidak bisa berjalan kaki melainkan dengan kendaraaan. Walaupun begitu, untuk merasakan keromantisan jalan, kita masih bisa meniti beberapa kilometer di dekat villa tadi. Kanan-kirinya adalah sungai Tauber, dengan pagar besi dan bunga-bunga yang bergantung di atas pagar.
![Langit resto dengan ukiran kayu (Dokumentasi Gana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/29/rot10-5f4a7d32d541df5cbe50b154.jpg?t=o&v=555)
![Kursi bentuk manusia (Dokumentasi Gana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/29/rot11-5f4a7f09097f367cd43a9c38.jpg?t=o&v=555)
![Tak ada meja, piano pun jadi (Dokumentasi Gana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/29/rot13-5f4a7d79d541df307d468d24.jpg?t=o&v=555)
![Lampu bentuknya kayak benteng dan menara Rothenburg (Dokumentasi Gana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/08/29/rot16-5f4a7f5e097f367cd43a9c3b.jpg?t=o&v=555)
Anak-anak sudah berada di kamar sebelah, kami pun berganti pakaian karena keringat. Sebentar lagi, kami akan makan di restoran Jerman. Anak-anak tidak mau diajak, mereka minta dibuatkan Indomie. Padahal di dalam kamar tidak ada pemanas air untuk membuat teh atau kopi seperti yang biasa ditemukan di hotel-hotel.
Untung saja, di dalam mobil, selalu tersedia perlengkapan lenong. Semua dikeluarkan. Dari pemanas air, mangkok, garpu, sendok, pisau, gunting. Lengkap. Mengapa? Karena sudah pengalaman.
Yahhh, anak Indonesia, jauh-jauh makannya Indomie. Diajak ke restoran tidak mau.