Kami berdoa bahwa sebelum suami pensiun, rumah sudah lunas. Jika tidak, akan berat sekali hidup di Jerman dengan hanya mengandalkan uang pensiun suami nanti dan gaji saya saja. Apalagi jika untuk bayar utang bank, pasti tidak akan cukup.
Bukankah kebutuhan lainnya sangat banyak. Apalagi di Jerman itu pajaknya tinggi, banyak asuransi dan entah apalagi yang harus ditanggung.
Ngomong-ngomong, sejak beberapa tahun lalu bunga bank Jerman turun (hanya 0,43%-0,75% per tahun dibandingkan Indonesia yang 5-12% per tahun, tergantung banknya), bagus untuk investasi rumah dan sejenisnya. Tapi kami belum berani utang (lagi) karena utangnya yang lama belum lunas, takut masuk lobang dan terkubur.
Dari 1000 responden, setiap lansia Jerman keempat rumahnya belum lunas
Seorang kerabat pernah telepon untuk meminjam uang. Lansia yang sudah pensiun itu merengek karena rumah yang ditempati bersama suaminya belum lunas.
Bank menagih tapi mereka tidak bisa membayar kredit bulanan. Mereka diancam bahwa rumah akan dijual oleh bank jika mereka selalu tersendat membayar kredit.
Karena kami tidak punya uang sebanyak yang diminta, kami menolak. Apalagi kami banyak pengalaman, jika memberikan pinjaman ke orang mudah nanti kembalinya susah. Endingnya pasti nanti kami yang harus menjadi hamba merengek meminta uang kami kembali. Tidak asyik, kan. Uang, uang kita malah kita yang pusing.
Untung saja, pasangan itu mendapat bantuan dari saudaranya. Kredit bank kembali lancar dan hari ini rumah sudah menjadi miliki pasangan lansia itu.
Kisah pasangan lansia Jerman yang terjepit masalah ekonomi itu bukan isapan jempol. Dari sebuah hasil studi yang dilakukan oleh der Deutsche Leibrenten AG terhadap lebih dari 1000 responden lansia Jerman di seluruh negara bagian, ditemukan bahwa setiap keempat lansianya ternyata rumahnya belum lunas.
Dikatakan pula bahwa lebih dari separoh dari jumlah lansia Jerman dinyatakan telah berhasil memiliki tempat tinggal tanpa harus membayar atau tidak hutang. Namun, dua pertiga dari mereka yang menginvestasikan uang selama bekerja untuk mengkredit hunian ternyata tidak berhasil mewujudkan impian. Mereka itu juga tidak bisa memiliki tabungan untuk bersenang-senang. Uang hanya habis untuk kebutuhan sehari-hari dan membayar kredit.
Situasi keuangan lansia Jerman