Seperti kita ketahui, penularan virus covid19 adalah droplet. Itulah yang mungkin mendasari aturan baru di dalam taman kanak-kanak bahwa anak-anak dilarang menyanyi.
Bisa dibayangkan di kepala kita masing-masing. Selama menyanyi tentu suara jadi keras, mengejan, keluar air liur dan entah apalagi yang bisa terjadi. Apalagi, jarak antara anak satu dengan lainnya tidak 1,5 meter, apalagi 2 meter. Jelas tidak bisa lah. Jumlah anak yakni 18 dan 3 guru, berapa luas ruangan yang dibutuhkan?
3. Tiap anak mendapat piring isi buah
Saya masih ingat waktu makan siang, ada anak yang kalau ngomong kencengnya seperti angin lesus. "Wus-wus-wus." Akibatnya, ada makanan yang muncrat, jatuh di celana saya. Alamak, memang harus ganti baju setiap hari kalau kerja sama anak-anak.
Ngeri membayangkan seberapa kotornya baju saja sebenarnya. Ada anak yang ingusan, ada yang nangis, ada yang bersin, ada yang batuk ...
Kebetulan, saya duduk di sebelah anak, seperti yang ia minta. Jadi kalau tadi pagi duduk dekat si A, siangnya duduk dekat B, sorenya duduk dekat C dan seterusnya. Supaya setiap anak punya kesempatan duduk dengan blogger Kompasianer dari Jerman ini. Hahaha, untung mereka tidak minta tanda tangan.
Makanya, soal makanan juga ada aturan baru. Yakni, setiap anak mendapat satu piring isi buah. Padahal dulu satu piring untuk dua-tiga anak. Iya supaya tidak terlalu banyak cucian piring di mesin. Hemat energi, ramah lingkungan.
Bisa saja kalau satu piring rame-rame, habis ambil buah, buah masuk tangan. Tangan kena air liur lalu ambil buah lagi di piring. Aduh, bayanginnya harus pakai mikroskop biar makin miris, gih. Hehehe.
Masih banyak aturan seperti berjalan sesuai arah tanda panah di lantai, supaya ada jarak dan tiap ruang seperti dapur, ruang guru, kamar mandi, memiliki batasan berapa orang yang berada di dalamnya.
Namun setidaknya, di atas tadi adalah sekilas gambaran pembukaan taman kanak-kanak di tempat saya bekerja. Bisa saja sesama Jerman, aturannya beda. Iya, kan.