Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Habis Nulis 1 Artikel Content Affiliation, Terbitlah 1 Juta

18 Juni 2020   21:01 Diperbarui: 18 Juni 2020   20:50 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kompasianer masih ingat webinar dengan COO Nurullah, admin Kevin Legionardo dan Derry Fadilah tentang program anyar "Narativ" pada tanggal 10 Juni 2020 yang lalu? Di sana digeber informasi tentang program yang menggiurkan bagi warga K.

Sebenarnya, terobosan ini nggak baru lagi karena sebelumnya sudah lahir content affiliation. Sebab berhubungan dengan kemaslahatan orang banyak, info CA dibagi di Kompasiana sehingga bisa diakses banyak orang. Alias, bukan rahasia. 

Di sana setiap Kompasianer bisa daftar dan mendapat konfirmasi dari admin. Jika diterima, kita akan melihat informasi di akun kita di bagian content affiliation.  Tapi bagaimana caranya bisa dapat jatah CA?

Dihubungi Managemen Kompasiana

Sepertihalnya cara para buzzer mengontak kita untuk membuat soft selling produk berupa artikel, managemen Kompasiana pun menghubungi saya langsung.

Begini, suatu hari pada Juli 2018, ada pesan dari nomor asing di whatsapp saya. Ia memperkenalkan diri sebagai Alexander Christo Gana, Account executive Kompasiana Jakarta. Eh, dapat darimana nomor saya, ya? Rupanya tim konten Kompasiana yang bagi, nih. Di dalam akun kita ada kan data-data lengkap. Yang belum melengkapi, segera saja. Saat itu saya sudah terverifikasi centang biru dan bergabung dengan K sejak 2011. 

Oh, ya. Waktu saya tanyakan maksud whatsappnya, pria yang sekarang nyangkut di Endeustv itu cerita bahwa Kompasiana sedang ada campaign dengan shampoo P. Saya adalah satu dari beberapa Kompasianer yang diminta untuk menulis artikel tentang brand ambassador P.

Maaf, buk ... siapa Kompasianer yang terpilih program CA?

Pasti pernah dengar nama Kompasianer mbak Cucum Suminar (pemenang blog competition yang diadakan Kemenparekraf, jago kumpulin hadiah lomba di K), mbak Maria (pemenang Kompasianer of the year) dan Rhiap Windhu (yang barusan dapat THR 10 juta dari Kompasiana dari lomba ramadan) dan tentu, saya (Kompasianer yang mukim di luar negeri, nggak pernah putus mengharap ini-itu) .... Alhamdulillah, ya.

Mau tahu juga tokoh yang harus saya sorot? Ririn Ekawati. Bagi yang belum kenal, dia adalah artis Indonesia dan model yang waktu itu baru saja ditinggal suaminya, yang meninggal karena kanker. Ada kekuatan yang harus saya gali dari mama Cattleya itu untuk menunjukkan bahwa motto kampanye shampoo P "#Siapa Bilang Gak Bisa" disebarluaskan.

Mas Christo yang ganteng, berbadan tinggi dan gagah itu menambahkan bahwa tim merasa suatu kehormatan kalau saya mau menerima tawaran demi menulis tentang tokoh yang ditunjuk. Bagi saya, kesempatan emas ini nggak datang dua kali.

Saya ini siapa, sampai kesempatan keren itu dikasih, ya? Jadi saya yang merasa terhormat, langsung mengiyakan tanpa ba-bi-bu. Admin K pasti punya pertimbangan sendiri pada setiap keputusan, yang saya enggak tahu alasannya. Jadi, nggak boleh ada yang protes. Siap, laksanakan. Udah, gitu aja, deh, aman-lancar. Terima kasih, Kompasiana. Jangan kapok sama saya dan sering-sering, deh. Uhuk.

Wawancara dengan narsum

Setelah chat di WA dengan dik Christo dan dilanjutkan ke surel, saya segera kontak Ririen Ekawati di Instagram.

Sungguh sebuah anugerah berkomunikasi dengan bidadari cantik yang turun dari Kahyangan dan tinggal di Jakarta itu. Sang artis menyambut baik, ia bahkan berani memberikan no HP pribadi. Tapi nggak bisa ngobrol waktu itu karena ia sedang dalam perjalanan dari Bali ke Jakarta. Bagaimanapun, ia janji bakal chat setelah tiba di rumah atau keesokan harinya.

Yup, betulan. Kamipun ngobrol. Mbak cantik bilang, ia gemes sama saya. Hahaha. Selanjutnya, sebagai duta shampoo P, ia cerita bagaimana merawat rambut. Contohnya pakai produk shampoo yang memilihnya jadi duta dan treatment lidah buaya atau minyak kemiri seminggu dua kali. Jeruk nipis hanya ia pilih jika sedang gatal, ketombean.

Olala, nggak nyangka. Setelah beberapa hari, datang lagi pesan dari dik Christo bahwa wawancara saya dengan Ririen harus di-pending. Ada wakil Kompasiana yang akan bertanya secara langsung pada Ririen di Jakarta. Yailahhh, terlanjur basah nggak bisa nyegur.

Editing naskah

Karena waktu program itu berjalan summer (Juli), kami ada rencana berlibur. Kami ingin Ke Thailand karena suami dan anak-anak mau lihat ke sana Agustus. Habis dari sana, kami pulang Jerman dan saya ambil koper lalu terbang ke Indonesia. Untungnya, artikel sudah selesai dan saya kirim ke tim.

Ah, nggak mikir kalau ternyata artikel yang sudah jadi dan terkirim, harus ditambal-sulam aka dikurasi. Ada beberapa informasi yang belum masuk, sehubungan dengan kampanye yang diadakan sponsor. Koreksi sesuai keinginan dari klien.

So, sebagai bahan pertimbangan perbaikan artikel saya, dik Christo mengirim link dari artikel exclusive writer terdahulu dari Kompasianer Dewi Puspasari (admin Komunitas Komik), Luana Yunaneva (certified public speaker, penyiar Kompas TV), Annie Bertha (founder komunitas ISB, content writer dan Danone Blogger academy).

Karena sudah kepalang tanggung, pekerjaan yang sudah dimulai harus diakhiri. Sebab sesuatu yang belum perfect, harus disempurnakan. Tapi namanya orang masih jetleg pindah 3 negara dalam jarak terlalu dekat, saya kepayahan. Kepala saya buntu. Ditambah saya hanya bawa HP, nggak ada Ipad, nggak ada laptop yang bisa bikin lebih leluasa mengerjakan tugas. Huruf-huruf nampak keciiil sekali dan lari-lari.

Sampai pada sebuah titik di mana saya menyerah dan meminta tim untuk mencari Kompasianer pengganti lain. Siapapun dia bisa pakai bahan dari saya, yang penting prinsipnya program jalan lancar. Begitu pikir saya.

Dik Christo menjelaskan bahwa nggak mungkin itu dilakukan karena prosesnya nanti lama dan dimulai dari awal, nggak keburu. Akhirnya diambil kesepakatan bahwa tim Kompasiana akan membantu dalam merevisi artikel saya.

Jadi betul kata dik Kevin dalam webinar bahwa "Tim Kompasiana harus mempertimbangkan keberadaan Kompasianer terkini (teraktual)." Karena kalau terjadi  seperti yang saya alami, semua ikut kelabakan kan. Ngaturnya repot. Jadi enggak enak.

Habis posting, dapat satu juting

Setelah semua beres, artikel diunggah. Hoppala! Ada rasa gimana gitu, artikel saya nggak jadi HL tapi hanya pilihan saja dan jumlah klik nggak meledak (1170) dan disukai 2 orang saja (Marlistya dan Robbi Gandamana). Gimana, nih?

Untungnya, teman-teman, nggak ada tekanan pada saya sebagai penulis ekslusif dari awal, bahwa artikel HARUS berhasil jadi HL dan dikomentari banyak orang. Enggak, enggak gitu.  Jadinya, don't worry, ya buat kalian yang akan terpilih nanti. Pasti kalian lebih bisa dari saya. Ayo, maju dan semangat.

Tapi bener, deh, nulis kalau lagi mood dan konsentrasi penuh dengan keadaan yang luar biasa itu beda hasilnya. Harus ada persiapan matang.

Eit, soal persiapan. Satu lagi dari saya. Semua data berupa KTP/paspor, NPWP dan norek bank di Indonesia akan dibutuhkan tim untuk mentransfer dana penulis eksklusif. Saran saya, pastikan bahwa kalian siap dengan semua data tersebut. 

Untungnya waktu saya jalan-jalan itu kok, bawa semuanya. Dasar bawaan travel saya selalu segambreng, semua ikut. Hikmahnya, saya tinggal foto dan kirim, selesai. Bayangkan kalau zaman itu dokumen ada di Jerman dan saya ada di Indonesia. Pusing, kan.

Andai data sudah sampai, tinggal nunggu aja. Dana satu juta akan cair dalam 45 hari kerja. Jadi nggak hari ini nulis, besoknya dapat duit, ya. Itu mah, instan.

***

Yup, itu tadi pengalaman saya menjadi exclusive writer di Content Affiliation. Semoga menjadi gambaran Kompasianer lain yang akan terpilih dalam program gress "Narative" atau bisa jadi CA kayak saya. Semog berguna dan menginspirasi kalian. 

Seperti yang sudah-sudah pada program CA, admin K akan merekomendasikan beberapa Kompasianer yang pas dengan visi-misi sponsor. Baru kemudian, sponsor yang milih Kompasianer. Rejeki memang sudah ada yang mengatur dan nggak bakal ketuker. Kalau nggak lusa, pasti di lain hari. Dalam webinar, hal itu diulangi lagi bahwa narativ pun akan begitu prosesnya. Sama.

OK. Berhubung saya sadar banget bahwa mimpi adalah bagian dari masa depan, mari kita ngimpi dulu dapet oderan dari Kompasiana.

Nah, sekarang, sudah siapkah kalian menerima tawaran? Now or never. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun