Lagian kura-kura mereka ada banyak jenis, dari Madagaskar, Afrika Selatan dan Asia (Indonesia, Philipina dan Thailand).
Ditambahkan oleh pak Mueller bahwa impor kura-kura dari luar negeri sudah ditutup, jadinya barang langka. Mana ada barang langka murah?
Makanya untuk menetaskan telur sampai bertahan hidup dan tumbuh itu nggak gampang. Maka dari itulah kura-kura kecil lebih susah bertahan hidup jadinya harganya lebih mahal.
Dan kura-kura kecil lebih banyak diminati masyarakat Jerman untuk dijadikan binatang peliharaan di rumah, pet. Kalau besar, makan tempat kan kura-kuranya.
Pak Mueller merekomendasikan jenis yang tahan 4 musim Jerman yakni dari Afrika Selatan. Selain jalannya cepat seperti serdadu, bentuk dan warnanya lain, lebih menawan.
Sedangkan yang dari Madagaskar, lucu bentuk tempurungnya seperti ada punuk-punuk kecil di setiap lingkaran di atas tempurung.
Jika mau beli, lihat ciri pansernya lalu matanya, baru gerakannya. Tempurung bayi kura-kura masih lunak, jika sudah dewasa tandanya tempurung mengeras.
Kemudian mata kura-kura itu sangat terang atau jelas, jika redup berarti ia sakit alias nggak fit. Jangan beli. Gerakan kura-kura yang tanpa tenaga atau kaki yang goyang-goyang kurang stabil menjadi tanda bahwa "ada apa dengan kura-kura?"
Pesan pak Mueller, usai membeli, bergegaslah mendaftarkan kepemilikan kura-kura atau dikenakan denda oleh pemda. Kura-kura adalah jenis hewan yang dilindungi di Jerman.
Di peternakan itu tidak ada pasir halus seperti di pantai-pantai Indonesia. Masih ingat gambaran video di mana kura-kura dewasa di Indonesia mengubur telur di dalam pasir dan bayi kura-kura mulai keluar dari pasir dan bergerak ke sana-ke mari di antara air pantai dan pasir pantai? Menyenangkan sekali kejadian alam itu ya. Indonesia memang cantik.