"Nih, buat kamu." Pak Mueller memberikan sebuah stroberi ukuran sedang berwarna merah yang ranum dan menggoda.
"Bukan buat kamu, buk, buat kasih makan kura-kura ..." Suami saya nyeletuk. Ia tahu saya suka stroberi.
Yahhh sayanya GR. Kirain saya yang dikasih buah karena dari tadi nunggu dikasih kue yang ada di meja, cuma ngiler aja.
Ternyata oh ternyata ... kura-kura suka stroberi, Kompasianer. Kalau mula-mula kura-kura malu-malu mau, dikasih di mulutnya nggak mau dilahap, begitu stroberi dibelah seperti perintah pak Mueller supaya barangkali terasa air dan bau dari stroberi yang fantastis, membuat kura-kura raksasa langsung "happpp", hilang seketika!
Kekhawatiran saya bahwa jari bisa hilang kalau kasih makan kura-kura raksasa berhasil diredamkan dengan keterangan pak Mueller bahwa kura-kura kalau nggak diganggu nggak membela diri atau menyerang.
"Oh, gituuuu" Kepala saya manggut-manggut sambil memegang jari tangan yang belum juga terluka.
Selama dua jam berkeliling area 1000 meteran itu, kami jadi tahu mengapa harga kura-kura bisa selangit. Banyak yang harus dilakukan peternak kura-kura untuk memiliki peternakan seperti keluarga Mueller:
- Investasi untuk rumah penangkaran (Fruehbeet atau Gewaechshaus)
- Investasi untuk lampu penghangat
- Investasi untuk rumah-rumahan pelindung dan tempat minum khusus
- Investasi untuk pintu/jendela otomatis
- Investasi untuk stop kontak dan kabel yang terhubung dengan jadwal otomatis.
- Investasi untuk dokter hewan, obat-obatan dan lain-lain.
Selain bekerja di pabrik, mengurusi anak-anak, mengurusi rumah ditambah mengurusi kura-kura ini. Pasti nggak mudah dan rempong badai. Yang jadi ibu rambutnya sudah kayak kesetrum, tuh.
Kepala saya geleng-geleng, mulut saya nggak berhenti berdecak. Seumur-umur baru tahu apa kewajiban seorang peternak kura-kura. Berat juga ya, bayangkan apa saja yang harus mereka lakukan?
- Pertama yang paling mengerikan adalah membersihkan kotoran kura-kura yang berceceran di mana-mana. Meskipun dengan engkrak dan sapu, tetap saja pekerjaan yang nggak mudah dan menjijikkan. Hiyyy.
- Memotong rumput sampai rata, supaya bisa dilewati kura-kura. Jangan pakai sabit, bisa sebulan baru dapet. Gunakanlah mesin pemotong rompot khusus kalau perlu Robot, deh sekalian.
- Menyediakan minuman segar atau air pada tempatnya serta menyiram tempurung dengan air supaya fresh. Merapikan toler/kabel saluran air juga harus dilakukan.
- Menyediakan makanan khusus yakni tanaman khusus jenis kaktus tanpa duri yang disukai kura-kura, Loewen Zahn si gigi singa atau rumput.
- Beruntung jika ada rumput di lapangan atau kandang bebas kura-kura, jika tidak harus menumpuknya di tempat khusus.
- Kerja ekstra keras saat musim dingin karena harus memindahkan mereka ke tempat yang hangat. Untuk kura-kura yang 90 kg butuh 2-3 orang dewasa. Kalau sendirian angkat, bisa patah tulang.
- Mengawasi siang dan malam di sebuah menara khusus karena kadang kura-kura terbalik atau tidur di atas tempurung dan nggak bisa sendirian berubah posisi, alias butuh manusia untuk membantunya. Meskipun secara alami, kura-kura sering melakukannya sendiri di alam bebas.
- Peternak bisa bepergian 1-2 minggu tapi tetap harus mengutus seseorang untuk mengawasi dan mengecek semuanya dalam kondisi baik-baik saja. Kura-kura adalah hewan liar dan bebas yang bisa hidup sendiri tapi tetap membutuhkan bantuan manusia jika diternak. Ini Jerman.
Dari informasi yang saya himpun tadi, saya pikir memang setara dengan harga yang dibandrol pak Mueller.