Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata Ada Juga Orang Jerman yang Malas atau Nggak Mau Pakai Masker

20 Mei 2020   05:03 Diperbarui: 20 Mei 2020   05:10 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nggak ada satu pun yang pakai masker pada tanggal 17 Mei 2020 (dok.Gana)

Oh, ya, aturan wajib pakai maskter berbeda-beda, ada yang hanya wajib ketika masuk ruang publik yang tertutup seperti armada transportasi umum, praktek dokter, tempat belanja atau kantor. Ada yang tetap mewajibkan pakai ketika berada di pasar rakyat dengan banyak orang meski di tempat terbuka. 

Di negara bagian tempat kami tinggal, yakni Baden-Wuerttemberg , kewajiban pakai masker dimulai sejak 20 April 2020 atau dua minggu setelah Indonesia mengumumkannya.

Sebelumnya, kami dan beberapa orang Jerman lainnya sudah pakai masker sejak akhir Februari karena memang sudah punya dan merenungi kelalaian memakainya ketika berada di tempat-tempat umum Milan, Italia, satu hari setelah korban corona meninggal (24 Februari 2020). Bersyukur setelah karantina mandiri selama 14 hari di rumah, tidak ada yang sakit.

Pemerintah daerah mengatakan bahwa aturan inti masker adalah Mund-Nase Schutzmasken atau masker demi melindungi mulut dan hidung. Itu adalah lubang-lubang, jalan masuknya virus ke dalam tubuh. Entah pakai masker betulan atau syal yang dililitkan pada wajah untuk menutupi mulut dan hidung, tak masalah.

Anak-anak di bawah umur 6 tahun dianjurkan untuk tidak memakainya, dikhawatirkan mereka akan tersedak atau kesulitan bernafas saat memakai. Untuk menangkal nggak kena virus atau nggak menularkan virus, anak-anak sebaiknya di rumah saja. Nggak ke rumah nenek-kakek yang merupakan golongan beresiko atau nggak diajak belanja atau ke tempat umum.

Jerman memang terkenal akan kedisiplinan dan ketertibannya. Hal-hal kecil akan diurusi. Gambaran wajib pakai masker di Jerman ada yang kontrol, lho. Jadi kalau pergi ke toko atau supermarket, ada yang jaga di depan pintu. Yang nggak pakai masker, nggak boleh masuk. 

Kalau sudah pakai masker boleh masuk tapi dibatasi, dengan jarak dan waktu (sampai menunggu konsumen lain keluar supaya di dalam ruangan nggak kebanyakan orang) serta harus bawa satu keranjang. 

Pemakaian sarung tangan sekali pakai nggak disarankan karena nggak ramah lingkungan. Setelah berbelanja, ada disinfektan di bagian depan toko, yang bisa digunakan para pelanggan sebelum pulang ke rumah.

Pakai syal juga boleh asal hidung dan mulut tertutup (dok.Gana)
Pakai syal juga boleh asal hidung dan mulut tertutup (dok.Gana)
Sudah pakai masker sejak Februari (dok.B69)
Sudah pakai masker sejak Februari (dok.B69)
Golongan anti masker

Bagaimana dengan ABG dan orang dewasa? Mereka harus memakainya. Namun apa yang terjadi di lapangan? Waktu saya tanya, jadi tahu. Banyak anak muda yang nggak memakainya, selain banyak yang nggak punya, mereka ini bilang nggak keren. 

Mereka percaya bahwa dengan jaga jarak 1,5 - 2 meter sudah cukup menghindari virus meski tanpa masker. Bagi saya, ini underestimate, meremehkan penyebaran virus yang nggak pandang bulu dan nggak kira-kira itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun