Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Enggak Bisa Mudik, Zoom Meeting Saja

16 Mei 2020   22:51 Diperbarui: 16 Mei 2020   23:18 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Percobaan zoom meeting dengan keluarga di 3 negara (dok.Gana)

"Aku usul kanggo sedulurku kabeh, gandeng putra lan putu-putune ibu adoh-adoh kabeh, piye yen kumpul-kumpul secara on line. Download ning playstrore aplikasi zoom meeting. Men ibu bungah iso kumpul-kumpul kabeh senadyan via handphone." Adik mengirim pesan di whatsapp group keluarga besar kami. Maksudnya ia punya usul supaya anak-anak dan cucu-cucu ibu yang jauh-jauh bisa berkumpul secara online. Caranya dengan mengunduh aplikasi zoom meeting di playstore. Agar ibu bahagia berkumpul bersama meski lewat telepon genggam. Maklum, masa corona, semua PSBB atau bahkan, ada yang lock down.

Setelah disepakati waktunya yang bisa terhubung antara Indonesia, Jerman dan Belgia, kami pun mendapatkan undangan berupa link berikut info berisi meeting ID dan password.

Tepat pada hari Minggu pukul 18.30 WIB atau pukul 13.30 di Jerman dan Belgia seperti yang dijanjikan, kami pun bertemu. Karena biasa pakai skype, houseparty dan google hangout, awalnya saya nggak ngeh. Butuh beberapa menit untuk mengutak-utik tombol-tombol di zoom meeting. Yah, gaptek.

Sebenarnya, aplikasi komunikasi dengan video berkualitas HD dan audio itu bisa saja menggunakan Handy atau komputer/laptop dibuat sejak 2011 di Amerika. Namun menggunakan komputer atau laptop layarnya lebih lebar, jadi waktu kami berempat duduk, semua kelihatan. Konon, zoom mampu menampung 1000 peserta dan 49 video di layar seperti yang ditulis Dinda Silviana Dewi di laman Tirto.

Benarlah, selama 40 menit kami bercengkerama, menanyakan kabar satu sama lain, menceritakan apa saja berita terbaru di tiap keluarga. Bahkan setelah menambah network di kebun, saya perlihatkan keindahan alam Jerman berupa hutan dan pegunungan di sekeliling rumah kami pada keluarga kami.

Ah, ibu terlihat bahagia menyapa anak dan cucu yang tersebar di tiga negara. Di Indonesia sendiri selain Semarang, ada kakak yang tinggal di Mojokerto. Kami yang di Jerman dan Belgia terlihat bersemangat karena memang hari masih terang, di Indonesia sudah gelap-gulita. Entah mengapa adik yang ada di Belgia, suaranya nggak keluar. Mungkin nggak dicek audio di komputer miliknya atau salah pencet. Seingat saya, anaknya sering pakai untuk sekolah.

Aduhhh, nggak terasa waktu berakhir, tinggal ibu dan adik di Semarang bersama kami di Jerman, semua menghilang. Akhirnya kami pun pamit. OK, kami janjian lagi saat lebaran nanti.

Namanya trial pasti ada error. Lantas, apa saja yang harus kami siapkan supaya zoom meeting berjalan mulus?

1. Pastikan semua membaca undangan dan password

Awalnya, saat percobaan, beberapa dari kami takut kalau kebocoran seperti kasus di luar negeri di mana ada meeting, tiba-tiba ada seseorang penyelundup yang masuk dan sumpah serapah nggak sopan. Iya, takut kalau nggak aman. Artinya, kami harus merahasiakan undangan link berisi meeting ID dan password supaya hanya kami saja yang tahu dan datang.

Kami bertujuh, waktu mencoba zoom meeting pertama kali hanya ada lima anak yang bergabung. Bagaimana dengan dua lainnya? Lain kali, komunikasi harus terjalin dengan pasti supaya tahu bahwa ketujuh dari kami mendapatkan informasi dan konfirmasi serta membacanya.

Maklum, namanya whatsapp group itu ya, harus scroll up-down panjiangggg sekali. Kalau orang nggak sabar, kelewat deh, informasi.

Demi memastikannya, pengundang atau administrator (salah satu dari kami) sebaiknya menanyakan lagi secara pribadi. Siapa yang bisa dan siapa yang tidak bisa atau siapa yang telah membaca undangan dan siapa yang belum.

2. Chat di Whatsapp group untuk konfirmasi waktu yang tepat

Tiap orang memiliki kegiatan, ketertarikan dan kesibukan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya kesepakatan saat yang tepat dari kami bertujuh. Biar sama-sama enak, nggak ada yang tertekan. Kalau ada yang sedang repot mungkin bisa ditunda zoom-nya sampai semua aktivitas selesai dan bisa join bareng. Kalau enggak, menyusul nggak papa. Ibu kami sudah pensiun, lebih banyak waktu jadinya longgar kapan saja bisa alias nggak masalah. Asal di rumah saja.

Oh, ya, karena perbedaan waktu di Indonesia dan Eropa (Jerman dan Belgia) itu beda-beda, misalnya musim dingin 6 jam dan musim panas 5 jam ke belakang, kami nggak boleh lupa. Indonesia waktunya lebih duluan, ya.

Untuk meyakinkan dan supaya nggak muter-muter terhubung dengan zoom -- nya karena salah waktunya, kami chat di whatsapp group lagi, beberapa saat sebelum waktu yang ditentukan. "Sekarang jam berapa di sana?"

3. Siapkan tampilan atraksi keluarga

Biasanya lebaran, kami ada acara sungkem berurutan dari kakak sulung sampai adik bungsu. Tentu saja diikuti dengan anak-anak dari masing-masing. Seneng kalau lihat pada pakai seragam.

Karena masa karantina selama virus covid19 menyebar di seluruh dunia, hal itu nggak mungkin dilakukan. Semua sepakat untuk tinggal di rumah, nggak mudik atau pulang kampung. Kita masih bisa mengucapkan selamat hari lebaran dan mohon maafnya lewat dunia maya, zoom. Terima kasih, kepada teknologi canggih.

Oh, iya, supaya acaranya nggak mbosenin hanya blah-blah, kami akan siapkan beberapa atraksi. Siapa yang bisa main gitar, nggitar. Yang suaranya bagus, nyanyi. Yang suka gerak, joged. Seru, kan? Suasananya jadi hidup, ada entertainment. Sembari ngobrol, kami ditemani camilan. Makanya, nggak lupa kami siapkan kue di dekat meja di mana kami meeting. Kami akan memperlihatkan kue apa yang ada di meja masing-masing karena nggak bisa mengudap bersama. Nah, kami bikin kue keringnya sendiri, lho di Jerman. Di Indonesia bisa tinggal pesan daring sudah datang.

Semoga tiga langkah di atas menjadikan komunikasi zoom meeting kami saat lebaran nanti joss. Bagaimana dengan 3 hal yang disiapkan Kompasianer untuk mudik online? (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun