Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masuk Masjid Agung Jawa Tengah Seperti Masuk Surga

30 April 2020   19:39 Diperbarui: 30 April 2020   19:40 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid sepi. Kami pun memasuki petak demi petak lantai.

"Wowww, lampunya seperti di surga" Chayenne berteriak. Ia mengulangi kata bagus saya bahwa masjid itu layaknya "surga."

"Iya, lantainya luas dan mengkilap seperti di surga." Shenoa nggak mau kalah sama kakaknya.

"Pssst jangan keras-keras." Jari telunjuk saya membuat anak-anak menutup mulut. Mereka berlari kecil dan menghampiri  barang-barang raksasa di dalamnya:

  • Sebuah mushaf akbar ukuran 145 x 95 cm yang dibuat oleh Drs. Hayat dari Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) di Wonosobo, Jateng selama 2 tahun 3 bulan dan diterima MAJT pada tanggal 26 Oktober 2005
  • Sebuah rekal sandaran baca Al-Quran ukuran raksasa dari kayu. Rekal yang biasa, digunakan untuk membaca Al Quran supaya tidak membungkuk.

Hmm. Anak-anak cepat bosan, kaki-kaki mini mengitari ruangan yang luas itu. Mimik-mimik terpasang begitu serius. Mata mereka melesat ke segala penjuru. Keingintahuan yang bikin haru nan lucu, menjadi saksi kemegahan MAJT, masjid kebanggaan masyarakat Semarang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya, bahkan memori bagi dunia internasional.

Tatacara masuk masjid (dok.Gana)
Tatacara masuk masjid (dok.Gana)
Bismillah (dok.Gana)
Bismillah (dok.Gana)
Mushaf akbar (dok.Gana)
Mushaf akbar (dok.Gana)
Sandaran untuk baca Al-Quran (dok.Gana)
Sandaran untuk baca Al-Quran (dok.Gana)
Seperti surga (dok.Gana)
Seperti surga (dok.Gana)
Lampu surga (dok.Gana)
Lampu surga (dok.Gana)
Masukin amal dulu (dok.Gana)
Masukin amal dulu (dok.Gana)
Waktunya pulang. Chayenne meminta uang untuk dimasukkan ke kotak amal ukuran tak biasa itu. Memberikan infak seikhlasnya untuk bekal timbangan di hari akhir, ya. Jangan pelit.

Menit demi menit berkejar-kejaran seperti mega di atas sana. Kami sudah keluar dari masjid dan berada di halaman paling depan, di mana bedug besar dari kulit lembu Australia ukuran panjang 310 cm diameter 220 cm bercokol di sana. Bedug replika buatan santri pondok pesantren Al Falah, Banyumas. Ok, anak-anak mau foto dulu sebelum berpisah, tapi nggak boleh mendekat karena pagar dikunci.

Istirahat dulu (dok.Gana)
Istirahat dulu (dok.Gana)
Sayang saudara (dok.Gana)
Sayang saudara (dok.Gana)
Masjid Agung memang agung (dok.Gana)
Masjid Agung memang agung (dok.Gana)
Bedug raksasa (dok.Gana)
Bedug raksasa (dok.Gana)
Shopping dulu (dok.Gana)
Shopping dulu (dok.Gana)
Sampai jumpa lagi, surga (dok.Gana)
Sampai jumpa lagi, surga (dok.Gana)
Mata saya masih mengawasi anak-anak yang bertebaran di mana-mana. Tangan segera bermain aplikasi memanggil taksi. 

Sembari menunggu taksi datang, kami berbelanja di Souvenir Shop. Membeli oleh-oleh sebagai kenangan bahwa kami pernah ke Masjid Agung Jawa Tengah yang menjadi saksi keindahan akulturasi Islam, Jawa dan Romawi.

Selamat tinggal, surga. Kami akan kembali lagi menghampirimu jika badai corona telah berlalu. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun