"Lebih baik tinggal di rumah," tulis mereka dalam WhatsApp group. Padahal saya sudah ketar-ketir menyetir takut disambet angin tapi tetap keukeh 45, ngegas. Melihat bendera di jalan-jalan berkibar lurus, yang berarti angin sangatlah kencang membuat saya komat-kamit. Nyatanya, semua sia-sia, pulang dengan tangan hampa.
Begitu sampai rumah, anak-anak cerita, ada informasi bahwa di kelas anak kami, dari 25 anak hanya 7 yang datang. Mereka adalah anak-anak yang tinggal di sekitar sekolah dan hanya berjalan kaki menuju sekolah.
Sedangkan yang tidak datang, memang harus menempuh perjalanan dengan bus atau kereta. Akibatnya, pelajaran yang biasanya 6 jam, diperpendek menjadi 4 jam saja. Berasa boring kali ya, sepi amat kelasnya.
Memang banyak kereta dan bus yang tidak beroperasi sejak Senin, 10.2.2020 setidaknya sampai pukul 10.00. Dikatakan bahwa ini akan berlaku sampai dengan Selasa. Semoga segera normal kembali, agar sekolah tidak kacau balau.
Oh, jangan tanya berapa pesawat yang dibatalkan karena badai Sabine ini dan kerugian karenanya. Membayangkan calon penumpang terkatung-katung di bandara, pasti memprihatinkan.
***
Kira-kira satu minggu sebelum badai Sabine ini datang, sudah ada tanda-tanda aneh di sekitar tempat kami tinggal. Sungai Donau di kota yang biasanya surut, meluap dan mengalir begitu cepat seperti balapan. Air sungai melimpah karena hujan deras disertai badai yang menguyur semalam sebelumnya. Bumi memang sedang marah.
Hewan-hewan yang biasanya berada pada fase Winterschlaf atau masa tenang di musim dingin, justru pada bangun dan aktif. Tupai, rusa, serigala kecil sampai babi hutan berkeliaran.
Dari apa yang saya lihat dan alami, saya tahu dan belajar bagaimana orang Jerman menjaga lingkungan, bagaimana mereka sangat menganggap penting untuk tahu perubahan cuaca dan tidak meremehkan warning yang ada serta mematuhinya.
Barangkali ini akan menjadi bekal bagi kita orang Indonesia yang dari waktu ke waktu selalu dihantui bencana alam; gempa bumi, tsunami, banjir dan entah apalagi.
Bahwa warning sejak dini dari lembaga terkait perlu disampaikan kepada masyarakat, supaya meminimalisir korban atau kerugian yang bisa saja dialami. Warning juga harus diperhatikan seluruh lapisan masyarakat, jangan meremehkannya. (G76)