Foto sudah dibikin di depan Menara, saatnya kami menuruni tangga untuk menatap ombak monster lebih dekat. Anak tangga dari besi yang memang bukan untuk mereka yang takut akan ketinggian. Sesampai di bawah, kami saksikan bagaimana ombak menghantam karang atau membayangkan bagaimana para surfers menantang si ombak. Biasanya ombak sudah tinggi pada akhir bulan Oktober, rupanya alam berbicara lain. Ombak monster di Nazare konon bisa mencapai 30 meter. Serem, deh.
Anak-anak sudah rewel minta pulang, tetapi suami kasih saran untuk melihat museum dulu. Di sana, berjajar papan-papan surfing dari atlet kondang dari berbagai negara. Contohnya dari Jerman, Sebastian Steudner. Pria kelahiran tahun 1985 itu sudah belajar surfing di Hawaii. Sejak tahun 2013, pria dari tim Mercedes itu menyebut Nazare sebagai rumah keduanya pada musim dingin. Jerman boleh bangga karena ia menjadi penakluk big wave pada tahun 2010 dab 2015 atau jawara dari Eropa pertama di Big Wave Surfing Award. Jerman dilawan.
Ada lagi yang menarik adalah sosok perempuan berambut panjang secantik Maya Gabeiro. Si cewek Brasil berhasil memecahkan rekor dunia dengan ombak setinggi 20,72 meter pada tahun 2018.
Untuk rekor dunia kelas pria dicomot rekan senegaranya, Rodrigo Kaxa. Si cowok kelahiran 1979 itu mencapai ombak 24,38 meter setahun sebelumnya.
Saya pikir para surfer juga romantis dan berjiwa seni. Betapa tidak. Di antara jajaran nama dan papan, ada biola bertengger di sana. Nuno Santos membuktikan bahwa kerasnya dunia surfing yang dekat dengan kematian, masih ada kelembutan di sana. Musik adalah sebagian dari hidupnya. Makanya banyak film dan dokumenter yang melibatkannya sebagai musisi.
Kami memang hanya tiga hari di Nazare, tetapi rasanya kami sudah lama tinggal di sana. Suasana yang nyaman, ombak yang menyambar tak pernah henti, makanannya yang lezat dan udaranya yang segar membuat kami betah. Surga dunia sudah pasti ada di sini.
Ahhh, kami harus ingat bahwa tujuan hidup kami masih panjang. Ombak monster yang biasa ditunggangi para surfers memang tidak terlihat di mata kami. Walaupun begitu, ombak 3-5 meter saja sudah mampu memuaskan hati suami, sekaligus menakutkan hati saya untuk segera pamitan dan pergi. Jumpa lagi? (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H