Ombak menggulung. Lagi dan lagi. Suaranya pun menghentak telinga. "Duar-duarrr ...."
Seorang pria berjaket kuning yang sepertinya dari Bay watch, menghentikan squadnya. Ia berharap kami tidak terlalu dekat di garis pantai. Ombak bisa menyambar dan tubuh bisa hilang. Kami harus agak menengah saat menyusuri pantai. Si pria pergi. Ia baru saja menjalankan tugas dari walikota untuk menjaga keamanan pengunjung. Tugasnya belum tunai, hari belum gelap.
"Habis ini kita ke mana?" Suami saya sudah puas menatap ombak.
"Ke menara," usul saya sembari menatap menara yang ada di tebing sana.
Jalan terasa berat karena pasir seperti tak rela kami meninggalkan pantai. Sepatu kami harus pelan-pelan melangkah.
"Awas ranjau," teriak suami. Ia wanti-wanti supaya kotoran anjing tidak terinjak oleh sepatu, bisa bau. Di Jerman, pemilik anjing yang jalan-jalan dengan piaraannya dianjurkan untuk mengambil kotoran anjing dengan plastik dan membuangnya di tempat sampah. Jadi bukan dibiarkan begitu saja dan meledak di sepatu orang. Tak heran selalu gampang ditemukan pojok tempat pengambilan kantong plastik yang bisa hancur, khusus untuk anjing.
Jalan, jalan dan jalan terus di antara bangunan tua Nazare yang sempit. Hmm, sekilas serasa di Italia. Selama itu pula, kami berempat banyak ngobrol. Saya minta anak-anak untuk tidak menyalakan HP agar mampu menikmati dunia. Jauh-jauh ke Portugis cuma lihat Handy, apa bedanya?
Hoppala, ada Ascensor. Kami sudah sampai di stasiun trem yang akan mengantar kami ke menara mercusuar. Beanya 2,90 euro untuk dewasa dan anak-anak hanya 1,50 euro untuk pp. Masinis yang masih muda melayani pembayaran dan mempersilakan kami masuk ke kereta. Kereta selalu berjalan setiap 15 menit sekali, kami harus menunggu karena tadi baru saja ada kereta yang naik.
Ketika kereta naik ke atas, pandangan kami disuguhi tanaman seperti Aloe Vera di kanan-kiri. Larinya kereta tak kencang dan tak lama, hanya sekitar 10 menit sudah sampai atas. Semua penumpang keluar dan menuju mercusuar. Selama itu banyak kedai souvenir yang menarik hati untuk dihampiri. Orang Nazare punya talenta seni yang tinggi. Lihatlah keramik-keramik di sana. Aduh, cantik sekali.
Dua puluh menit berlalu, kami sampai di depan pintu gerbang hitam bertuliskan "Nazare." Kabut membuat penglihatan kami tak sempurna. Namun dingin tak mampu menghalangi kami untuk terus berjalan sampai museum Surfing.
Memasukinya, kami harus bayar 1 euro per orang. Sebelum naik ke atas, kami boleh mengunjungi museum surfing terlebih dahulu. Kemudian, kami naik tangga batu ke atas. Iya, ke menara!