Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kapan Mesin Tukar Botol Ngetren dan Merata di Indonesia?

1 April 2019   15:52 Diperbarui: 1 April 2019   21:52 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Got Indonesia (dok. Elisa)

Lebih jauh, saya sudah mendengar kehebohan naik bus di Surabaya dengan membayar pakai botol plastik pada tahun 2018. Itu briliant tetapi saya bayanginnya agak ribet. Lupa bawa botol waktu mau buru-buru naik, misalnya. Yah, nggak jadi pergi atau nggak jadi menukar sampah. 

Bank Sampah (botol plastik, kertas koran, kertas HVS dan lainnya) juga sudah marak di kampung-kampung, tetapi ada batasan maksimal dan tidak otomatis seperti mesin yang saya maksud. 

Ya, sudah. Nggak usah terlalu jauh meniru negeri tetangga Malaysia yang memiliki mesin penukar botol dengan emas. Kalau mesin serupa seperti di Jerman atau Denpasar dan Jakarta tadi sudah ngetrend di setiap toko dan titik penting bagi publik sudah ada di seluruh kota besar dan kecil Indonesia, itu sudah bagus! 

Mungkin hal yang biasa terlihat sampah botol berserakan di tanah air tetapi menurut saya cara hidup masyarakat kita harus segera diubah. Andai mau pasti bisa! Jika MRT sebagai transportasi massa yang canggih dan modern saja sudah mulai ngetren, demi mengatasi kemacetan dan mengurangi polusi udara, mengapa pencemaran dari sampah tidak juga tertanggulangi? Bagaimana menurut pendapat Anda? (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun