Kebalikannya, orang-orang yang mudah memuji, saya taksir adalah orang-orang yang hidupnya bahagia lahir-batin. Orang-orang itu akan bahagia jika melihat orang lain bahagia dan sedih ketika orang lain kesusahan. Ia menikmati hidup bak lihat pelangi siang-malam, yang kadang bikin orang iri "Ih, kamu kok nggak pernah sedih, sih?".
Lebih jauh, ia termasuk orang yang banyak pengalaman hidup, mendapat hujan pujian dan penghargaan dari orang-orang di sekitarnya. Vice versa, ia juga banyak memuji orang yang ditemuinya, nggak jemu mengucapkannya kata per kata. Hidupnya juga bersemangat. Bukankah itu wonderful? Mari jadi wonderman atau wonderwoman now or never. Yaiy, asyik!
Rasanya nggak enak jadi golongan orang yang nggak mudah mengkritik atau nggak mudah memuji dalam hidup yang pendek ini lantaran kira-kira, itu termasuk golongan orang yang nggak tahu ia ada di mana, gragap-gragap alias in the middle of nowhere. Jangan, jangan sampai. Berekspresilah dengan baik dan siaga.
Mengulang budaya Jerman yang diam, nggak mengeluh atau mengkritik sudah sama saja dengan memuji, semoga menjadi catatan kecil bagi siapa saja yang ingin bertandang bahkan tinggal di Jerman Selatan. Ojo semaput terus kukut.
Itu juga menjadi acuan kita bahwa membahagiakan orang lain itu mudah; pujilah seseorang dan tersenyumlah bersama-sama.
Selamat pagi, Jerman. Selamat siang, Indonesia! (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H