Voucher Nggak Selalu 100% Gratis
Segera ia menerangkan saya tata cara menukarkannya. Pertama tinggal pilih mau ditukar dengan produk atau perawatan. Untuk produk saya nggak minat karena yakin dengan bagasi 30 kg pasti udah overload dulu sebelum dikasih. Mending pilih perawatan sajalah karena memang nggak pernah melakukannya. Yup, mau coba, ah.
Di sebelahnya, seorang pria yang muda duduk sambil sesekali nambahin kalimat per kalimat. Mereka menyarankan beberapa jenis perawatan yang saya inginkan dan sesuai dengan waktu dan kebutuhan. Karena tinggal beberapa hari vouchernya hangus jadi harus hari itu juga ditukarkan.
Saya pilih perawatan wajah saja untuk mengangkat sel kulit mati. Kalau nggak salah facial treatment exclusive namanya. Harganya Rp 1.600.000,00. Ooooalahhhh berarti nggak gratis, yahh. Hahahaha. Ya, sudah berarti kudu nombok Rp 600.000,00 dengan mengantongi voucher dari Kompasiana Rp 1.000.000,00 tadi. Pikir-pikir sudah lumayan harganya. Apalagi ketika perawatan, ternyata ada pijatan wajah, tangan, kaki dan leher serta punggung. OMG, selangit. Nah, lho ... serasa relaks sekali dan senang setelah proses selesai.
Serunya Perawatan Wajah Selama Satu Jam
Bagaimana proses perawatannya? Pertama, saya disuruh Pipis dulu. Nggak lucu jika lagi perawatan, e rewel pamit ke kamar kecil, kan? Yang antri buanyak, nih.
Kedua, sepatu disuruh dilepas di lantai pertama dan menuju kamar lantai atas dengan sandal yang untuk saya segede kapal.Eh, salah, saya yang liliput.
Ketiga, saya disuruh telanjang. Semua perhiasan dilepas. Tapinya, oh noooo .... diberi baju tidur motif batik model kemben pakai karet yang ternyata logro alias kegedean, teman-teman. Yaolohhh ... saya sudah makan banyak sedari trip Pakistan-Qatar-Polandia-Thailand-Indonesia, kok masih kurang gemuk seh? Hermannnn. Makanya sambil pakai, tangan saya ikut pegang takut melorot. Meski sama-sama perempuan, malu, ah ada yang liat buah anuh.
Keempat, si mbak yang baru saja setahunan ikut Oriskin bersihin wajah saya yang terlentang di meja panjang. Haaa, serasa mau dioperasiiii. Perasaan banyak sekali produk Murad yang ia gunakan. Kadang rasanya kayak digigit semut clekat -clekit. Yailah, mau cantik rupanya nggak cuma mahal tapi juga sakiiiit. Nggak percaya? Masih ingat pemandangan wajah diparem putih di pedesaan Indonesia jaman kapan itu? Tuh, itu juga sama, mau cantik tapi serem juga kan? Walau Komik nantinya wajah jadi adem, segar dan cerah cling tetap ajah jadi kayak hantu. Hiyyy.
Kelima, selama wajah diberi krem ini-itu, si mbak memijat wajah, tangan, leher, punggung dan kaki. Heaven! Serasa ngelayang di surga ... lupa sudah tagihannya nanti seharga satu gerobak bakso.
Teman-teman, selama perawatan, sekali-kali saya tanya si mbak. Dasar saya orangnya cerewet. Sebenarnya, jujur, paling enak memang mata merem dan menikmati apa yang ia lakukan. Rasanya wow. Jadi, jangan tiru saya kebanyakan ngobrol, berisik ganggu tetangga.