Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ratu Sirikit, Ibu Bagi Rakyat Thailand

14 Agustus 2018   17:32 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:13 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kamipun nekad nyanyi bersama para tamu:

"Ong rachine nan pen Sri Sa-nga. Cho pra cha khor therd phra mae khwan. Phra baramee khwan khoo kwan rachan. Kha phra phuttachao khor apiwan sadudee....."

Lagu yang liriknya kira-kira berisi pujian  dan doa bagi sang ratu.

Pada hari itu biasanya semua keluarga Thailand pulang ke rumah. Istilahnya mirip lebaran yang mudik ke kampung halaman, menemui ibu. 

Beberapa teman dari Thailand yang tinggal di Jerman malah sempat bersedih ketika saya kabari saya ikut perayaan hari ultah ratu sekaligus hari ibu di Thailand, sedangkan mereka tidak. Andai saja ada waktu pasti mereka akan merenda agenda bersama bunda.

Penghargaan Thailand Terhadap Ratu Sirikit

Hari ratu=hari ibu? Iya karena hari ultah ratu telah ditetapkan sebagai hari ibu sejak tahun 1976. Penghargaan itu dari pemerintah atas jasa-jasa dan pengabdian ratu selama mendampingi raja. Mirip kisah hari ibu di Indonesia tanggal 22 Desember karena kongres wanita pertama diadakan, kongres yang menjadi sejarah pergerakan wanita di tanah air.

Oh, iya. Ratu Sirikit juga disebut sebagai ibu seluruh masyarakat Thailand. Junjungan yang dianggap sebagai sosok panutan, inspiratif, pendamping raja selama menjabat dan sangat mengasihi rakyat. Ratu Sirikit bahkan pernah menggantikan raja selama 15 hari mengatur negara. Yakni, saat raja masuk pendidikan biara. Sungguh bukan perempuan biasa. Nggak hanya tut wuri handayani tetapi juga ing ngarso sung tulada atau berada di depan menjadi pemimpin pada tahun 1956.

Ratu Sirikit juga menjabat sebagai kepala palang merah Thailand sejak tahun itu. Soal kemanusiaan, keadilannya terhadap minoritas muslim di Thailand Selatan mengharumkan namanya. Bahkan ia pernah menjenguk korban demonstrasi. Di Thailand, meledek keluarga kerajaan atau negara sangat dilarang.

Penampilan ratu Sirikit juga nggak sembarangan. Sejak mudanya sudah terkenal jadi langganan tukang jahit elit di  Eropa. Sampai kemudian hari, ia lebih memilih sutera buatan negeri sendiri dan lebih berwarna. Sutra Thailand terkenal berkualitas.

Siapa Ratu Sirikit? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun