Nggak jadi menginap! Rupanya memang belum saatnya. Saya nggak bisa ninggalin anak-anak dan ternyata memang hari itu ada orang meninggal, kami harus melayat. Barangkali memang sudah diatur begitu. Kesempatan emas kedua lewat.... nggak jadi ketemu mbak Laras secara pribadi.
Tuhan, apakah kesempatan emas akan datang untuk ketiga kalinya? Jawabannya adalah ... iya!
Ia membalikkan badan menghadap saya dan mengulurkan tangannya yang lembut, sembari minta maaf bahwa email saya belum dibalas atau permintaan saya belum ia kerjakan.
Ya ampun percaya-ngggak percaya ketemu atlet berkuda Indonesia peraih medali emas SEA GAMES yang dulu pernah jadi model iklan Sariayu. Wow, kelahiran 1971 ia masih tampak segar dan awet muda. Matanya indah, garis-garis wajah keturunan Jerman-Indonesia itu sangat sempurna.
Astagaaa, kalau saya laki-laki pasti tangan nggak bakal dicuci seminggu ....
Ketika kembali duduk dan kami harus mengenalkan diri satu persatu, di seberang saya seorang perempuan berambut pendek senyam-senyum. Tangannya melambai ke saya, sayanya belum ngeh. Aduhhhh, tolong, apakah saya amnesia?
Rupanya, ia adalah kompasianer Ita Friedrich. Tentu saja ia tahu kalau saya datang, lewat email undangan yang ia dapat tapi saya nggak tahu siapa saja yang akan hadir.
Untunglah ada kesempatan istimewa. Kami kemudian ngobrol dan foto bersama. Sayang, saat ini ia nggak lagi aktif menulis puisi-puisi seperti dahulu. Kesibukannya bekerja dan mengurus rumah membuatnya nggak mudah lagi mengekspresikan pikiran yang ada di kepala. "A-a-a-amburadul semuaaa."
Oh, ya, sekilas info, mbak Ita bergabung di Kompasiana sejak Oktober 2011. Terakhir posting artikel 2 tahun yang lalu. Istri dan ibu dari dua anak laki-laki yang cakep itu memang betul-betul baik hati dan tidak sombong! Dari raut mukanya yang ramah, kelihatan bahwa ia memang suka bercanda dan makan makanan tradisional. Apalagi jajan pasar yang ada di meja pertemuan hari Sabtu itu. Sikaaat.