Mnchen; Marienplatz.
Hamburg: Rathaus
Bremen: Rathaus, Marktplatz
Dan masih banyak kota-kota lainnya yang punya tempat asyik buat ngabuburit nggak ada matinye.
Yup. Ciri khas Jerman adalah memiliki alun-alun atau disebut Marktplatzdi setiap kota kecil sampai besar. Di sana banyak bangunan kuno yang terpelihara, toko dan restoran. Jadi, ya, ke sana saja pastilah ramai. Selain nongkrong dan jalan-jalan, bisa juga shopping around.
O-ooooo ... nggak bisa ngemal, nggak bisa window shopping, nggak bisa ngeceng. Oalahhh ... nggak kece badai, ah. Lantas ngapain, dong?
Pertama, jalan-jalan di hutan.
Eeeee, nggak takut diterjang babi ngepet? Hutan Schwarzwaldatau Blackforestterkenal dengan populasi babi hutan liar yang semakin bertambah banyak. Nggak heran kalau pemerintah memberikan ijin bagi para pemburu yang di Jerman disebut sebagai Jaeger/Jaegerinuntuk membunuh mereka pada musim-musim tertentu. Iya, supaya jumlahnya nggak kebanyakan. Kalau terlalu banyak, biasanya makanannya jadi berkurang karena buat rebutan dan mereka akan mendatangi perumahan penduduk. Kasihan sekali bagi yang punya ladang dan nggak dikasih kawat listrik karena akan dirusak dan dimakan habis-habisan.
Nah, di hutan ini banyak disukai orang buat jalan-jalan santai menghirup udara segar atau olahraga seperti naik sepeda, nordic walking(berjalan cepat dengan dua tongkat) dan lari atau joggen.
Begitulah yang bisa saya lakukan selama bulan puasa. Selain jalan-jalan biasa sambil gandengan tangan sama suami supaya nggak ucul, kami juga ikut klub nordic walkingselama sejam mulai pukul 19.00 di hutan. Pukul 20.00 sudah sampai rumah setelah melampaui 6 km, mengirim anak-anak tidur, dilanjut memasak lalu berbuka puasa bersama. Pas! Kata suami saya, "Berat juga ya, seharian nggak minum. Lapar masih bisa ditahan."