Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan Ngabuburit di Jerman

22 Juni 2018   14:38 Diperbarui: 22 Juni 2018   14:37 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mnchen; Marienplatz.

Hamburg: Rathaus

Bremen: Rathaus, Marktplatz

Dan masih banyak kota-kota lainnya yang punya tempat asyik buat ngabuburit nggak ada matinye.

Yup. Ciri khas Jerman adalah memiliki alun-alun atau disebut Marktplatzdi setiap kota kecil sampai besar. Di sana banyak bangunan kuno yang terpelihara, toko dan restoran. Jadi, ya, ke sana saja pastilah ramai. Selain nongkrong dan jalan-jalan, bisa juga shopping around.

Ngabuburit di alam bebas (dok.Gana)
Ngabuburit di alam bebas (dok.Gana)
Lahhh kalau tinggal di tengah hutan dan gunung seperti saya ngabuburitnya kayak apa?

O-ooooo ... nggak bisa ngemal, nggak bisa window shopping, nggak bisa ngeceng. Oalahhh ... nggak kece badai, ah. Lantas ngapain,  dong?

Pertama, jalan-jalan di hutan.

Eeeee, nggak takut diterjang babi ngepet? Hutan Schwarzwaldatau Blackforestterkenal dengan populasi babi hutan liar yang semakin bertambah banyak. Nggak heran kalau pemerintah memberikan ijin bagi para pemburu yang di Jerman disebut sebagai Jaeger/Jaegerinuntuk membunuh mereka pada musim-musim tertentu. Iya, supaya jumlahnya nggak kebanyakan. Kalau terlalu banyak, biasanya makanannya jadi berkurang karena buat rebutan dan mereka akan mendatangi perumahan penduduk. Kasihan sekali bagi yang punya ladang dan nggak dikasih kawat listrik karena akan dirusak dan dimakan habis-habisan. 

Nah, di hutan ini banyak disukai orang buat jalan-jalan santai menghirup udara segar atau olahraga seperti naik sepeda, nordic walking(berjalan cepat dengan dua tongkat) dan lari atau joggen

Begitulah yang bisa saya lakukan selama bulan puasa. Selain jalan-jalan biasa sambil gandengan tangan sama suami supaya nggak ucul, kami juga ikut klub nordic walkingselama sejam mulai pukul 19.00 di hutan. Pukul 20.00 sudah sampai rumah setelah melampaui 6 km, mengirim anak-anak tidur, dilanjut memasak lalu berbuka puasa bersama. Pas! Kata suami saya, "Berat juga ya, seharian nggak minum. Lapar masih bisa ditahan." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun