Wir mchten hiermit nochmals alle einladen die Lust auf ein tolles Shooting haben. Bringt gerne "Charakter-Outfits" mit. Es gibt die Mglichkeit, sich umzuziehen. Von Dirndl bis Tauchanzug ist alles erlaubt :-)Wir freuen uns auf Euch!"
Buntutnya? Diarrrrrrr. Ia pengen saya ikut. Etapi, walahhh, waktu saya coba ngaca di kaca ukuran 2 x 1 meter di kamar tidur, saya ngakak sendiri. Mana ada foto model-madul kayak saya? Badan semampai (semeter tak sampai), hidungnya kayak colokan, kulitnya sawo busuk, wajahnya bundar kayak piring, dadanya trepes dan kaki banyak mur baut bekas dari jatuh polah, panjat pohon atau kesrimpet .... Boro-boro dipilih, lah wong baru casting saja saya khawatir ayam-ayam tetangga dari jago sampai kate pada keselek ketawa. Kalau jadi cover beneran, yang lihat bisa pada nggeblag, jatuh. Apa kata duniaaaa?
Aturan Casting
Demi menyenangkan hati belahan jiwa saya itu, pada hari H2, saya tetap berangkat. Niat saya, meski saya nggak PD buat ikut tapi tetap anterin dua gadis yang suka nonton Germany's next top model (GNTM) yang tayang tiap Kamis/Jumat bareng-bareng.
Hatahhh. Iya, yang gede dulu bercita-cita jadi walikota tapi begitu banyak lihat modelnya Heidi Klum, pengen jadi model. Yang bungsu, pengen jadi desainer baju merek "She-She" dan tinggal di Paris. Yo wisss, yang mewarisi bakat menari jadi ronggeng dukuh Seitingen nggak ada. Saya ingat "Anakmu bukan milikmu..."
Hahhh, membuka jalan anak masuk modelling? Teman-teman, mungkin ada negara atau orang tua yang nggak suka ada anak di bawah umur dikenalin dunia model. Saya termasuk pendukung apa saja bakat dan minat positif anak. Lahhh, kalau negatif, baru saya blandring pakai ketapel pasti luput. Maka dari itu, kalau anak-anak sudah mau sendiri buat ikutan casting di depan kamera, dilihat orang banyak, jadi anak pemberani ...yup, itu bagus! Jadi anak harus tangguh, jangan sedikit-sedikit "nggak bisa" atau nggak mau". Mencobalah sesuatu yang baru, penuh petualangan dan pengalaman berharga.
Dan lagi, kota tempat casting itu nggak jauh dari rumah, cuma 15 menit. Kalau ngebut meski tanpa benjut, bisa 10 menit lah. Jalannya kanan-kiri hutan, jadi agak sepi. Begitu tiba di pintu utama, bingung juga, kok sepi. Untung ada meja resepsionis yang bisa ditanya. Seorang petugas mengantar kami ke belakang sampai meja pendaftaran. Kami melewati show room mebel.
Di sana, seorang pemuda mempersilakan kami mengisi formulir. Disuruh mengisi data pribadi dan menandatangani ketentuan (bahwa foto boleh diunggah di FB, jika menang masuk majalah dan seterusnya). Karena anak-anak belum berumur 18 tahun, saya yang harus tanda tangan.
Haduhhh, anak yang gede ngambek. Tiba-tiba nggak mau ikut dan nggak mau ngisi formulir. Lah tadi di rumah siapa yang bilang mau, sekarang bilang tempe. Halahhh, udah direwangi mbolos renang buat ikut casting eee ... sampai di tempat nggak jadi. Piye, jal? Sebel, kan nggak konsekuen. Waktu saya bujuk kalau dia ikut, mama ikut juga ... baru dia mau. Hahaha .... ada-ada saja. Kami pun diberi nomor dada.
Pemotretan
Selama dua hari dari tanggal 20-21 April pukul 09.00-17.00, seorang perias Stephanie Preuss sudah siap dengan perangkat kosmetik, cermin dan pernak-pernik yang dibutuhkan untuk menyulap wajah peserta casting.