Sebuah menara pengawas berdiri di seberangnya. Kaki-kaki kami segera menaiki tangga kecilnya menuju puncak. Di salah satu jendelanya, bekas tempat senapan (130 mm) pengintai jika musuh datang. Sayang, gardu kurang terawat karena banyak coretan di dinding, sampah seperti botol minuman dan kaleng berserakan.
Apalagi, OMG, bau tak sedap seperti anjing kencing! Huh. Pergi, kami segera pergi meninggalkan gardu.
Kami masuk. Banyak pikiran yang muncul berada di sana. Oh, waktu itu bagaimana rasanya berada di dalam gedung dan tertimpa batu atau kayu? Seberapa besar ketakutan dan kecemasan yang terjadi melihat semua mati, hancur dan terbakar? Ketika itu terjadi, siapa yang diingat? Tuhan? Kematian? Keluarga?
Ya. Sengaja gedung itu tidak diratakan dengan tanah, sebagai peringatan dan bukti kekejaman perang zaman itu.
Beberapa langkah ke depan, tampak menjulang ke langit, sebuah monumen untuk para korban perang yang mempertahankan wilayah Polandia. Westerplatte monumen namanya. Monumen yang menjadi peringatan bagi semua dan didirikan tahun 1966 untuk menghargai jasa para korban.
Serangan Jerman terhadap Polandia, sampai Polandia menyerah karena kekurangan amunisi dan memberikan wilayah Westerplatte kepada musuh. Mereka yang ditangkap masuk kamp konsentrasi NAZI di Stutthof. KZ? Saya pernah mengunjungi KZ di Dachau dekat Munich. Pasti serem dan sengsara jadi napi politik di sana.
Kami menuruni anak tangga, meninggalkan monumen. Melewati jajaran bendera Polandia dan EU.
Sebuah benteng mini berdiri di dekat pepohonan. Tertulis dibuat tahun 1911. Anak-anak sudah berlarian menuju bangunan tua yang menarik itu. Naik, lagi dan lagi.
Disebutkan dalam sebuah papan info di depannya, LS Bernard Rygielski bercerita bahwa pada tanggal 2 September 1939, di dalam bangunan ada sebuah mesin senjata ringan dengan satu tentara, dua orang tentara memegang mesin senjata berat dan ia, sebagai komandan.