Rupanya, mbak Lina berhasil menemukan keunikan passion-nya. Walhasil, kalau Perancis punya LV (Louis Vuitton), Indonesia punya LB. Ia menciptakan merk LB (Lina Berlina) yang disematkan pada produk seperti tas tangan, tas laptop, baju, rok, syal, topi, kemeja dan lain-lain. Bahannya sangat tradisional, LURIK! Wow banget. Proud of you, mbak. Ich bin sehr stolz auf dich, vielen Dank.
Di Jerman? Jangan tanya. Yang pakai cantik-cantik, ganteng-ganteng dan kaya-kaya. Harga satu tas dari mbak Lina bisa mencapai ratusan euro yang berarti jutaan rupiah. Bukan sembarang desain, lho yaaa.
Yang unik, saya amati dalam video-videonya, mbak Lina menggarap pamerannya dengan cinta. Menyatukan antara peragaan busana dan budaya. Lewat musik, tarian dan masakan khas dari Indonesia misalnya. Peragaan yang luar biasa, bukan semata untuk kepentingan pribadi tapi juga negara.
Hasil karya mbak Lina dipamerkan secara permanen di lantai I hotel Hilton Berlin dan di Gendarmarkt. Kerjasama yang tentunya diraih atas dasar saling percaya dan prestasi. Mbak Lina, andai dubes RI untuk Jerman suka ngasi penghargaan pada insan diaspora yang berbakat dan berprestasi untuk RI di negeri orang, pasti kamu sudah dapat award berapa, cobaaa?
Teman-teman, saya nggak mau jadi orang yang hanya berkeluh-kesah dan mengacungkan jari ke orang lain karena dituding salah ini dan itu. Berada di luar negeri sebagai bagian dari Indonesia, saya hanya ingat pepatah John F Kennedy "Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country." Diengggg .... Mak jleb, kaaan?! (G76)
P.s: Mbak Dinda alias Kompasianer Sri Subekti salah satu admin RTC, ini ngingetin kamu sama lurik Kudus, nggak? Semoga di kotamu masih banyak orang yang pakai. Jangan kalah sama orang Jerman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H