Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal Syahrini dan Cari Tahu Apa Saja yang Bisa Ditiru dari Sosoknya

11 Januari 2018   20:47 Diperbarui: 12 Januari 2018   18:59 3284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2017 sudah berlalu. Apa saja yang sudah saya lakukan? Banyak! Ketika ditanya beberapa orang tentang pencapaian saya dan apa yang belum, saya jawab, "Senang, puas dan mengalir sajalah."

Bukan single lagi, adalah sebuah kondisi yang berbeda jika dibandingkan ketika sudah menikah dan memiliki anak-anak.

Terus terang, masih banyak hal-hal yang belum saya raih seperti sertifikat lulus Bahasa Jerman C1, ingin belajar bahasa Jerman lagi sampai C2, ingin ambil program doktor jurusan bahasa Inggris, ingin meneruskan hobi menulis buku dan keliling dunia (ke negara-negara yang menarik dan belum pernah dikunjungi) sebelum nafas berhenti berhembus.

Namun, hal itu tentu saja tidak semudah kata-kata. Waktu yang harus dibagi, kesehatan, tenaga yang tidak sedikit serta dana yang harus diperhitungkan secara rinci. Saya hanya ingat satu hal, keinginan-keinginan itu masih membara, belum padam betul. Semoga masih ada waktu untuk mewujudkannya.

Apa saja kebahagiaan saya di tahun 2017

Selama 2017, sudah ada 2 buku saya, yaitu "Exploring Hungary" dan "Unbelievable Germany" yang sudah diterbitkan Elexmedia Komputindo di Jakarta, Indonesia. Terima kasih kepada penerbit dan khususnya editor Riza serta para pembaca. Tanpa mereka, tulisan saya tidak berarti.

Anak-anak kami aktif kegiatan dan mengikuti banyak pentas dan perlombaan. Bangga rasanya menjadi ibu dari mereka. Melihat mereka melakukan banyak hal baik adalah sebuah kepuasan tersendiri. Tanpa mereka, tak ada semangat hidup tinggal di Jerman.

Sudah menyaksikan pesta kawin emas bapak ibu bahagia, juga bagian dari kenangan tahun 2017 yang sangat istimewa. Tidak mudah untuk hidup bersama pasangan dengan perbedaan latar belakang, karakter, cara pandang, gaya hidup dan pola pikir. Tentu saja mereka memiliki banyak masalah tetapi melaluinya dengan sukses. Ada banyak hal yang perlu dicontoh, yang buruk dibuang, supaya perkawinan kami juga langgeng sampai kaki nini. Tanpa orang tua, tak akan ada sejarah hidup saya di dunia.

Terakhir, baru-baru ini, pertemuan dengan Syahrini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Ya, Tuhan, mirip kisah negeri dongeng. Kok, bisa ketemu dia, ya?

Begini. Kompasianer Eberle yang mengajak kami berlibur ke St. Moritz, Swiss bilang, "Eh, ada Whatsapp dari Syahrini katanya dia juga mau liburan ke sana. Lihat saja nanti kita ketemuan tidak, ya."

Saya menganggukkan kepala. Ah, pasti dia sibuk, saya nggak mungkin ketemu superstar seperti Princess Syahrini. Saya tahu diri.

Ternyata, oh ternyata, tepat pada tanggal 25 Desember, datang pesan dari Incess ke handphone teman," Nanti malam ketemuan, yuk."

Diengggg. Kami pun berpandangan. Akhirnya diputuskan kami ngobrol manjahhh di Badrutt Palace. Sebuah hotel milik keluarga Badrutt, di mana untuk makan di restorannya pas tahun baru satu orangnya harus mengeluarkan dana sebesar 1150 CHF, atau menginap di sana selama seminggu bisa buat beli apartemen di Indonesia. Banyak kaum elit dan eksklusif wara-wiri di sana. Hotel yang mengingatkan pada penjaga lawang, pelayan dan staf-staf hotel tertentu di tanah air yang saaaaangat hormat, halus dan ramah pada tamu.

Setelah beberapa menit menunggu, datanglah Syahrini dengan temannya, istri pemain sepakbola dari Afrika yang dikontrak Prancis, Kermit Romeo Erasmus. Saat itulah kali pertama bertemu dengan Syahrini. Menatap wajahnya yang bening dan badannya yang harum tanpa jarak dan batas. Bahkan, alamak, setelah ia memeluk teman saya, ia memeluk saya! OMG, saya ngimpi apa, ya? Baik, betuuuuul. Untung saya sudah mandi dan pakai parfum.

Oh, waktu itu saya masih kamitenggengen, memikirkan sesuatu. Bayangan saya, Syahrini tinggi badannya karena melihat dari pose-pose di akun instagram. Astagaaaa, ternyata mungil, imut sekaliiihh. Sayang, hanya itu persamaan yang ada di antara kami berdua. Hahaha.

Pertemuan di Badrutt Palace Hotel (dok.Gana)
Pertemuan di Badrutt Palace Hotel (dok.Gana)
Saya, suami dan Incess (dok.Gana)
Saya, suami dan Incess (dok.Gana)

Saya dan Syahrini (dok.Gana)
Saya dan Syahrini (dok.Gana)
Kebaikan Syahrini yang Layak Dicontoh

Namanya artis, pasti banyak gosip yang ada di sana-sini. Kalau yang jelek tidak usah dibahas di sini karena sudah banyak yang membahasnya dan pamali. Selain masih tetap mengagumi kelebihan ibu kandung saya, berikut kelebihan Syahrini yang luar biasa dan bisa diteladani;

1. Merawat kecantikan

Habis makan malam di restauran hotel Badrutt, teman saya merekomendasikan tempat spa yang asyik di St. Moritz. Ya, Syahrini dan temannya, Meisj mau merawat kecantikan.

Saya pandangi bulu mata badai Syahrini. Untuk perawatannya, saya tahu, harus benar-benar diperhatikan. Butuh waktu dan dana yang tidak sedikit.

Kecantikan dari dalam akan menunjang kecantikan lahirian yang sudah ada pada manusia. Begitu pula yang ada pada Syahrini. Selain lahir jebrot sudah cantik, tutur katanya yang lemah-lembut, manja dan halus, saya taksir adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh seorang wanita, siapapun dia. Kecantikan datang dari hati, tampak di mata.

2. Merawat kesehatan

Meski mengaku sebagai wanita yang malas olahraga, tetapi Syahrini adalah perempuan yang menjaga betul kesehatan badannya. Caranya? Habis bangun tidur, minum jus semangka!

Begitu datang di hotel dan menemui kami, Syahrini pesan jus jeruk dengan wortel untuk kesegaran badan. Ia membujuk saya untuk mencoba. Duluuu sekali pernah, sih Incess. Waktu kuliah S2 di warung UNNES Semarang. Itu jus favorit langganan. Benarlah, tenggorokan segarrr rasanyah.

Setelah itu kami pesan makanan. Saya pesan satu mangkok kecil sup labu. Sedang batuk waktu itu, saya malas makan.

Syahrini pesan makanan kesukaan, ikan. Saya kaget ketika ia berhasil melahap menu ikannya dan sempat berbagi sedikit dengan temannya. Ikan? Itu bagus karena bagus untuk kesehatan. Kandungan omeganya itu, lho top.

Salat atau sayur mayur adalah pelengkap makanan Syahrini. Ketika kami menjamu dengan salat hijau dari Jerman, ia juga menikmatinya.

Kacang-kacangan juga terkenal bagus untuk kesehatan. Senang sekali melihat Syahrini menikmati kudapan kacang tanah goreng kami.

3. Kreatif dan pintar berbisnis

Sebelum ketemu, saya sering mengikuti foto-foto dan instastory Syahrini. Selain manggung, Syahrini punya toko kue bernama Princess Cake di beberapa kota besar di Indonesia (Bandung, Bogor, Semarang), Bakpia Syahrini dan parfum SYR.

Ia bercerita bahwa idenya memiliki toko roti itu setelah perjalanannya sekeluarga ke Jepang. Melihat makanan kecil yang enak, indah dan menarik di negeri matahari terbit itu membuatnya nyeletuk, "Kok, kita tidak punya yang seperti itu di Indonesia?"

Intinya, Syahrini nggak ada matinye. Dia inovatif, kreatif mencari ide baru yang membawa keuntungan bisnisnya. Terus dan terus berlanjut. Sukses, Incess!

Parfum SYR dari Eberle (dok.Gana)
Parfum SYR dari Eberle (dok.Gana)
4. Menjaga Image dan Prestige

Semua gambaran tentang Syahrini tertata rapi. Setidaknya lewat Instagram miliknya, kita bisa tahu image dan prestige sang princess seperti apa. Ngapain saja dia selama ini, siapa saja orang-orang terdekat di sekelilingnya, siapa saja yang mengerumuninya.

Selama bertemu di Swiss, saya jadi tahu bahwa perjalanan Syahrini ke luar negeri selain untuk tujuan bisnis juga menemui sahabat-sahabatnya yang tersebar di seluruh dunia. Seru, ya.

Dari ngobrol bareng sekretarisnya, mbak Ita mengaku jarang ikut terbang ke Eropa kalau Asia sering. Dari tukang arrange vlog Syahrini itu, saya tahu sekali di-booking untuk event di Semarang, butuh 250 juta rupiah khusus buat Syahrini dan bea pp Syahrini dan 8 kru serta tetek bengek pritil-pritil lainnya. Wah, luar biasa, tidak hanya mengandalkan pria untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup. Super mandiri.

5. Tetap Hormat dan Sayang Orang Tua

Ketika bertemu, Syahrini nyeletuk bahwa ia sudah sendiri. Hubungan kekasih dengan seseorang telah putus. Alasannya, tidak disetujui sang Bunda. Semoga nanti ada Syekh (teman suami) dari Dubai atau Pakistan yang meminangmu.

Hmmm. Meski Syahrini sudah tenar dan punya uang banyak, saya bangga dan senang begitu tahu rasa hormat dan sayang Syahrini pada ibunda sangat besar. Saya dukung 1000%. Saya juga cinta, sayang dan hormat pada ibunda. Kangen terus, hiks.

Oh, ya. Setelah bertemu di Swiss ituh, Syahrini cerita akan ke Amerika dan Jepang. Ke Jepang acara piknik keluarga, semua ikut. Kira-kira duapuluhan orang.  Sampai Princess harus borong sepatu Moonboot di Swiss, itu sepatu seragam untuk semua keluarga yang ikut terbang. Hitam dan putih, kelihatannya warna kesukaan SYR.

Masih tidak percaya Syahrini sayang bundanya? Lihatlah di instagram, kebanggaan Syahrini akan ibunda juga diperlihatkan dengan jelas. "My mom is the best, surga ada di telapak kaki ibu."

6. Sukses Bekerjasama dengan Saudara Kandung

Manager Syahrini adalah saudara perempuannya sendiri. Waktu ngobrol, Syahrini cerita kalau ia paling takut sama managernya. Ialah yang mengatur semua kegiatan Syahrini. Jika salah, ia bisa kena marah. Jadi, semua harus dikoordinasikan dengan manager, tidak bisa sembarangan.

Bagi kita perempuan yang tidak/belum punya manager seperti Syahrini, rasa takut kepada atasan atau siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan kita mungkin juga perlu karena dalam hidup semua harus diatur dan punya aturan sendiri-sendiri. Tidak bisa seenak perutnya sendiri, meski manager masih satu darah.

SYR melayani fans dengan sabar (dok.Gana)
SYR melayani fans dengan sabar (dok.Gana)
7. Sudah Terkenal, Bukan Berarti Wajib Sombong

Dalam acara shopping bersama Syahrini, kami berlima mengelilingi butik-butik St. Moritz malam-malam seusai makan malam.

Ketika sedang asyik jalan di antara hamparan es dan salju, beberapa remaja berteriak, "Eh, itu Syahrini." Merekapun minta foto bersama.

Dengan senang hati Syahrini berhenti dan berfoto bersama mereka. Sama halnya dengan saya, selama dua hari bertemu dengan Syahrini, beberapa kali wefie. Aji mumpung. Kalau tidak di Swiss, pasti susah bertemu Syahrini di Jakarta, Indonesia. Kata Kompasianer Eberle, jadwal Syahrini padat merayap. Susah mencari atau bertemu secara pribadi dengannya.

***

Begitulah hal-hal yang bisa dipelajari dan ditiru perempuan Indonesia, para Ladies di Kompasiana dari seorang Syahrini. Bukan hanya jargon yang sering diucapkan Syahrini seperti "manjah", "sesuatuh", "dahsyat", "inih" ... bukan?

Meskipun demikian, tetap tidak ada yang sempurna di dunia ini. Wajar kalau seorang Syahrini pun masih punya beberapa hal yang belum dicapai. Ia memiliki resolusi tahun 2018. Artis cantik kita ini minta didoakan untuk mendapat jodoh yang diinginkan. Allahumma amien.

Bagaimana dengan resolusi tahun baru saya? Menyelesaikan PR tahun 2017 tadi dan berbuat yang positif, baik serta bermanfaat bagi diri sendiri dan syukur-syukur untuk orang lain. "Aku ingin hidup 150 tahun lagi...."

Sekarang gantian, apa resolusi Anda di tahun 2018, khususnya  para Ladies?

Selamat tahun baru, harapan dan semangat baru. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun