Refleksi Warna Cerah
Baiklah, sekarang, coba Anda pikirkan. Percayakah Anda bahwa warna akan membawa energi ke dalam tubuh, dari mata masuk ke hati? Saya adalah salah satunya yang punya sugesti serupa. Meskipun tubuh manusia punya aura (warna) masing-masing yang memantul ke luar, warna dari luar ingin saya serap ke dalam.
Itulah, itu tadi, warna-warna yang membuat saya merasa beYOUtiful. Iya, saya merasa jadi diri saya sendiri tanpa mengikuti warna-warna yang jamak dipakai orang Jerman. Warna-warna cerah itu membuat saya tak hanya bahagia dan bersemangat tetapi juga tiba-tiba menjelma menjadi wanita cantik. Uhukkk, gue beda kata orang Jekardah (baca: Jakarta).
Itu warna saya, yang mana warna Anda?
Pakaian Menunjukkan Seseorang
Memangnya ada apa dengan warna dan gaya dalam pakaian? Ada pepatah Jerman mengatakan Kleider machen Leute, pakaian menunjukkan seseorang. Meskipun ada pepatah lain yang mengatakan don't judge the book by its cover,jangan menilai orang dari luarnya, ternyata pepatah Jerman itu tetap ada benarnya. Pakaian yang dikenakan orang jadi kesan pertama orang yang ditemui. Sampul tubuh yang menggambarkan siapa dan bagaimananya si pemakai.
Lihat saja. Kalau saya tidak bisa membawa diri dan salah memakai pakaian, akan berakibat fatal. Misalnya jika saya pergi ke acara perkawinan emas orang tua, pakaian yang dikenakan adalah pakaian adat. Mau berlibur? Pakaian santai yang dipakai. Kelihatan lucu jika saya mau ke acara perkawinan di gedung, saya pakai celana bermuda dan kaos oblong. Bisa-bisa saya dikira topeng monyet dan disuruh pentas jungkir balik. Atau saya mau main pasir di pantai pakai jas. Eit, mimpi ya? Gerah, aaaahh!