Dari kunjungan ke museum itu, saya jadi berpikir bahwa meski jaman dulu itu para serdadu membela tanah tumpah darah mati-matian dan sampai mati, tidak ada terbersit keinginan mereka agar suatu hari dihargai, diberi penghargaan, diingat dan lain sebagainya.
Anak cucunya pasti senang dan bangga jika leluhurnya diabadikan dalam sebuah monumen atau museum. Semoga di mana-mana, semakin banyak tugu dan bangunan yang mengukir nama mereka yang telah berjuang, tak perduli apakah pangkat kopral atau jendral, semua.
Sebagai pendatang di Jerman, adalah suatu kenikmatan tersendiri menyusuri jejak perjuangan pasukan Jerman di luar negeri. Semoga rakyat Perancis yang punya harta ini akan berterima kasih, merawat dan rajin berkunjung. Yang jauh saja sampai, mosok yang dekat malas. Haha.
Demikian pula di tanah air. Jika jaman penjajahan Belanda dan Jepang pernah ada dalam catatan sejarah kita, beberapa peninggalannya masih ada tapi kurang dirawat atau bahkan kurang sering dikunjungi, sangat disayangkan. Pasti ada dari keturunan serdadu asing yang jauh-jauh mengunjungi Indonesia untuk napak tilas perjuangan leluhurnya itu. Tak hanya butuh dana, energi dan waktu yang banyak dari mereka itu sungguh luar biasa. Jangan sampai kalah.
Meski tanggal 10 Nopember sudah lewat, saya ingat hari pahlawan adalah salah satu hari penting yang diperingati di tanah air Indonesia. Sudahkah Anda berkunjung ke tempat bersejarah di mana para pahlawan kita melawan penjajah dan gugur di medan laga? Tidak ada kata terlambat untuk mengunjungi tempat-tempat itu. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H