Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Besaran Uang Saku Anak Jerman Lebih Kecil dari Uang Saku Anak Indonesia?

13 November 2017   20:26 Diperbarui: 14 November 2017   01:19 2143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya saja, ada satu catatan dari pemerintah bahwa orang tua harus mengawasi apakah yang dibeli anak itu berbahaya atau tidak. Ingat cerita saya soal anak yang diberi uang 2 euro lalu menuju mesin kondom dan membelinya? Cerita selengkapnya ada di buku "Kami (tidak) Lupa Indonesia" terbitan Bentang Pustaka tahun 2015. Hahaha ....

Lalu, jika anak butuh alat tulis, baju, sepatu dan sejenisnya. Di Jerman, orang tua disarankan untuk tidak mengintimidasi uang saku. Namanya anak, pasti pernah nakal dan berbuat kesalahan. Orang tua tidak berhak memotong atau menghilangkan uang saku anak.

***

Jiahhh. Jerman ... apapun diatur, sedetil mungkin. Begitu pula dengan uang saku. Pemberian uang saku kepada anak secara langsung sendiri memiliki tujuan supaya anak mampu mengorganisasi uangnya sendiri. Ia diharapkan belajar dari kesalahan. Kalau sudah diberi uang untuk seminggu/sebulan tapi kurang atau tidak cukup, itu salahnya sendiri. Sembari belajar akuntansi, juga tanggung jawab dan mandiri.

Efek lainnya, ada anak yang akhirnya mikir "Oh, berarti harus bisa hemat. Saya harus belajar dari kesalahan." Sayangnya, ada juga anak yang masih merasa kurang, tidak pandai berterima kasih/bersyukur dan nyolong bahkan sampai ... menjual diri. Tepok jidat, lalu muter seperti gasing.

Oh, jadi ingat cerita seorang milyuner Asia yang curhat bahwa anaknya (20 tahun) diberi uang saku 1500 euro sebulan masih bilang kurang. Ho-oh. Kurangajar, tuh, pak.

Baiklah, sekarang silakan bandingkan uang saku yang Anda berikan kepada anak-anak Anda dengan rekomendasi dari Jerman.  Bagaimana?(G76).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun