Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bum, Friday The 13th!

19 Oktober 2017   15:59 Diperbarui: 19 Oktober 2017   16:16 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benjamin. Kakak sulungku itu akan segera berulang tahun. Dua minggu lagi. Rasanya tak sabar ia berpesta pora bersama teman-temannya. Aku? Sebenarnya malas karena kakak selalu berlebihan, mabuk-mabukan sampai pagi dalam sebuah pesta. Ia seolah lupa bahwa hidup itu sangatlah pendek. Bagaimanapun, aku sayang sama kakakku itu. Tanpanya, aku bagai kerikil yang terlindas kaki-kaki manusia. Apalagi ayah-ibu sudah lama tiada.

Akhir-akhir ini, ada yang kurasa. Di rumah kami, suasana berubah aneh. Dari hari ke hari, kakak tak bisa tidur. Bukan karena sakit gigi atau karena banyak utang tetapi lantaran urusan ulang tahun itu. Aku sering terbangun ketika kakak mondar-mandir ke kamar mandi lalu nonton TV sampai pagi. Ah, paginya, aku ngantuk sekali.

"Kakak, setiap malam kamu menggangguku. Aku tak bisa tidur gara-gara kamu." Aku berdiri di depan kakak yang sedang bermalasan di sofa. Tanganku berkacak pinggang.

"Nahh ... Kenapa waktunya tidur kamu tidak tidur? Salah itu ..." Buku yang sedari tadi ia baca, didekapnya.

"Ih, kakak ... kamu ..." Rasanya sebal dengan komentarnya yang tak peduli itu. Aku kehilangan kata-kata.

"Sudah sana, mandi, kamu bau." Tangannya yang kekar mengusap-usap anak rambutku.

Aku cemberut tapi seperti biasa, tetap menurut.

Sepuluh menit berlalu. Keluar kamar mandi, aku dengar samar-samar, kakak sedang menerima sebuah telepon.

"Kenapa kamu tak mau datang ke pestaku?"

"Kami tidak suka adikmu."

"Ini pestaku, bukan pesta adikku. Tolong bedakan itu. Ia akan ada di dalam pesta tapi tak lama. Seminggu yang lalu kamu ultah, aku datang ... padahal aku juga tak suka istrimu." Balas kakakku kalem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun