Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Jaipong Pernah Diisukan Dilarang di Indonesia?

12 Oktober 2017   19:38 Diperbarui: 13 Oktober 2017   19:32 4243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
What?MC bilang jaipong pernah dilarang (dok-Gana)

Geyol (dok.Gana)
Geyol (dok.Gana)
Gitek (dok.Gana)
Gitek (dok.Gana)
Goyang (dok.Gana)
Goyang (dok.Gana)
Pakai rok merah (dok.Gana)
Pakai rok merah (dok.Gana)
Pakai kebaya (dok-Gana)
Pakai kebaya (dok-Gana)
Akhirnya nemu kipas
Akhirnya nemu kipas
Lestarikan  Budaya Bangsa Indonesia ke Seluruh Dunia

Mengapa tidak? Bangga dan senang rasanya. Pasti saya bukan satu-satunya orang yang ingin melestarikan tarian jaipong jenis Bajidor (Kahot). Sudah banyak tim kebudayaan Indonesia yang keliling dunia memperkenalkannya. Ada tim PPI Hamburg di Jerman, Tatranesa FKM UI di Malaysia.

Tak asing lagi kalau ada bule yang menarikannya. Simak Suara Indonesia Dance Grup Australia di Koeln, Jerman atau Bidadari Indonesia Dance Group di Belgrade dan Alison Angeline di Washington DC Amrik.

Nggak heran pula kalau diaspora getol memamerkannya. Lihat saja bagaimana Febryna Ayu  Rosalia dan Rosa Stonier di Australia, Lila Bhawa di London dan masih banyak lagi yang mengibarkan merah putih lewat kesenian tari.

So, mari jangan hanya bisa mencemooh orang atau budaya sendiri atawa kebarat-baratan saja saban hari. Wake up. Kalau dilestarikan dan dipamerkan ke seluruh dunia, mengapa sebuah tarian harus dilarang di negeri aslinya? Jangan-jangan kalau distop-dibanned, anak-cucu nggak kenal budaya sendiri dan harus mengejar ke negeri orang untuk belajar budaya nenek moyang. Parah lagi kalau ada negara yang ngaku-ngaku itu jadi budayanya karena yang punya sendiri sudah lupa, bisa panas. Noooo, no way.(G76)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun