Catat artikel HL beliau berjudul "Panggung Politik untuk "Jendral Santri"." Kliknya ada 5858. Waktu saya baca, nggak juga ngeh. Dasar, ibuk-ibuk. Begitu baca artikel "Menyoal Nikah Siri dan Perihal Pemblokiran Situs Nikahsirridotcom", rupanya lebih masuk di kepala. Hahaha.
Pantas saja genre tulisan beliau politik. Baca-baca profil pak Alim ketemu: "Alumnus Magister Ilmu Politik UI, Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan."
Googling. Nama Syahirul Alim di Indonesia, banyak. Apakah pak Alim ini sama dengan pak Alim yang suka ngisi tulisan politik di Redaksi Indonesia dot com dan geotimes.co.id? Kayaknya iya karena profilnya sama walaupun foto avataarnya beda. Memang sudah pakarnya.
Bergabung dengan Kompasiana sejak 4 Maret 2016 memang belum lama tapi tulisan beliau patut diperhitungkan dan dibutuhkan oleh Kompasiana. Rajin nulis, ya pak. Jangan bosen meskipun di Kompasiana itu kayak nano-nano, penduduknya macem-macem. Ada yang lucu, ada yang nyebelin, ada yang suka ngiri dan nganan, banyak yang ganteng dan cantik ... Pola pikir dan cara menanggapi tulisan juga berbeda satu sama lain. Kadang ada ribut-ribut ... tornado, topan, badai keluar semua ... Anyway, jalan terosss.
Saya rasa bapak bisa betah karena seperti motto pada background akun di K "Seandainya lautan dijadikan tinta dan pohon-pohon dijadikan penanya untuk menulis seluruh kebaikan, niscaya tidak akan pernah cukup kebaikan itu ditulis."
Anda penikmat tulisan politik dan sudah vote beliau? Silakan.
4. Yon Bayu
Promo admin tentangnya adalah "Menuangkan gagasannya di bidang politik dengan opininya yang tajam dan kerap menuai banyak komentar baik pro maupun kontra. Pula populer dan rajin berinteraksi di kalangan Kompasianer."
Nggak cuma di Kompasiana, mas Yon yang join K sejak 9 Desember 2012 itu, nampaknya rajin menuangkan pikiran tentang politik di Redaksi Indonesia dot com juga. Saya nemu artikel beliau "Koalisi Maksa Ala Gerinda."
Sekali lagi, kalau baca politik, kok saya mumet ya. Saya nggak bisa mikirnya. Luar biasa penulis yang bisa berpikir tentang itu dan menuangkannya dalam tulisan. Salut, mas Yon. Lihatlah hit 11.732 dan komentar 44, artikel HL "Dijepit 4 Jendral, Panglima TNI Belum Menyerah." Membacanya, tak sekedar membayangkan angkanya tapi juga isinya. Kisah jepitan yang membuat saya jadi bilang "Itu, di Indonesia ...?"
Karena beliau disebut-sebut populer dan rajin berinteraksi di Kompasiana ... berarti saya seperti teman yang ketinggalan kereta. Mungkin jam on line-nya beda. Jerman lebih telat 5-6 jam dari Indonesia. Kalau sudah pada bangun dan bikin postingan, saya masih di pulau Kapuk. Kalau saya malam bikin tulisan, semua sudah pada KO di Indonesia (kecuali yang lagi ronda). Betul?