Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengintip Suasana Pemungutan Suara di Pemilu Jerman

24 September 2017   23:21 Diperbarui: 25 September 2017   08:12 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 24 September 2017. Itu tanggal keramat yang ditunggu masyarakat Jerman. Apakah Angela Merkel dari partai CDU akan tersingkir oleh Martin Sulz? Bagaimana dengan partai AFD yang semakin banyak fans-nya? Hasil sementara menuju pukul 16.00, CDU tetap paling tinggi.

Ah, soal politik, ibu-ibu kayak saya mana tahu, ya? Tetapi sungguh unik mengintip peta politik Jerman yang pasti beda dengan di tanah air.

Makanya nggak salah kalau hari ini, saya niat ikut ajakan suami mencoblos jam 11.00. Saya yang nyetir. Nervous kali dia. Selain itu, saya pengen mengintip bagaimana sih, tata caranya. Apakah sama dengan di tanah air? Selama ini, saya cuma dari denger saja. Pengen lihat buktinya.

Surat panggilan (Wahlbrief)

Sama seperti di Indonesia. Ada surat panggilan yang ditujukan secara personal dengan nama dan alamat yang jelas. Misalnya Gana Stegmann, Hohenkarpfenstrasse No. 5 Tuttlingen 70532.

Di surat selembar berwarna putih itu, tertera informasi dalam halaman bolak-balik. Misalnya pemilu dilaksanana serentak tanggal 24 September 2017 jam 08.00-18.00 di Gemeinde Zentrum Tuttlingen.

Sekilas, saya baca cepat, bahwa mereka yang berhalangan (sakit), boleh didampingi keluarga, saudara atau teman bahkan tetangga (dengan memberitahukan panitia) tetapi tetap mencoblos sendiri dan menandatanganinya. Sedangkan yang sedang berada di luar negeri, kertas pilihan bisa dikirim per pos. Pengiriman surat pemilu lewat pos sudah dimulai di Jerman sejak tahun 1957.

Baris berikutnya adalah kalau mau datang sendiri.

Meskipun cuma kertas, kalau tanpa membawa Wahlbrief ini, siapapun orangnya nggak boleh mencoblos.

Kebetulan di halaman parkir, kami bertemu dengan seorang gadis umur 25 tahun. Ya, ampun, rambutnya awut-awutan kayak baru jatuh dari dipan. Ahhh, mungkin saja dari Oktoberfest, pesta bis sampai pagi yang digelar di kampung kami. Kalau satu gelas saja satu liter bir kental hitam, silakan taksir seberapa banyak alkohol yang masuk dalam tubuh dan bikin kepala kliyengan. Kalau dua, tiga bahkan lima gelas semalaman?

Nah, si gadis cantik bermata hijau itu harus kembali ke rumah karena ditolak oleh panitia pencoblosan. Untung rumahnya nggak jauh dan bawa mobil. Masih ada waktu sampai pukul 18.00. Katanya, jika lupa membawa surat (Wahlbenachrichtigung) itu, pemilih bisa menunjukkan KTP atau paspor. Panitia akan mencocokkan dengan data dan daftar yang ada. Sayangnya, dia juga nggak bawa. Lenggang kangkung tadi karena buru-buru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun