Minggu, 24 September 2017. Itu tanggal keramat yang ditunggu masyarakat Jerman. Apakah Angela Merkel dari partai CDU akan tersingkir oleh Martin Sulz? Bagaimana dengan partai AFD yang semakin banyak fans-nya? Hasil sementara menuju pukul 16.00, CDU tetap paling tinggi.
Ah, soal politik, ibu-ibu kayak saya mana tahu, ya? Tetapi sungguh unik mengintip peta politik Jerman yang pasti beda dengan di tanah air.
Makanya nggak salah kalau hari ini, saya niat ikut ajakan suami mencoblos jam 11.00. Saya yang nyetir. Nervous kali dia. Selain itu, saya pengen mengintip bagaimana sih, tata caranya. Apakah sama dengan di tanah air? Selama ini, saya cuma dari denger saja. Pengen lihat buktinya.
Surat panggilan (Wahlbrief)
Sama seperti di Indonesia. Ada surat panggilan yang ditujukan secara personal dengan nama dan alamat yang jelas. Misalnya Gana Stegmann, Hohenkarpfenstrasse No. 5 Tuttlingen 70532.
Di surat selembar berwarna putih itu, tertera informasi dalam halaman bolak-balik. Misalnya pemilu dilaksanana serentak tanggal 24 September 2017 jam 08.00-18.00 di Gemeinde Zentrum Tuttlingen.
Sekilas, saya baca cepat, bahwa mereka yang berhalangan (sakit), boleh didampingi keluarga, saudara atau teman bahkan tetangga (dengan memberitahukan panitia) tetapi tetap mencoblos sendiri dan menandatanganinya. Sedangkan yang sedang berada di luar negeri, kertas pilihan bisa dikirim per pos. Pengiriman surat pemilu lewat pos sudah dimulai di Jerman sejak tahun 1957.
Baris berikutnya adalah kalau mau datang sendiri.
Meskipun cuma kertas, kalau tanpa membawa Wahlbrief ini, siapapun orangnya nggak boleh mencoblos.
Kebetulan di halaman parkir, kami bertemu dengan seorang gadis umur 25 tahun. Ya, ampun, rambutnya awut-awutan kayak baru jatuh dari dipan. Ahhh, mungkin saja dari Oktoberfest, pesta bis sampai pagi yang digelar di kampung kami. Kalau satu gelas saja satu liter bir kental hitam, silakan taksir seberapa banyak alkohol yang masuk dalam tubuh dan bikin kepala kliyengan. Kalau dua, tiga bahkan lima gelas semalaman?
Nah, si gadis cantik bermata hijau itu harus kembali ke rumah karena ditolak oleh panitia pencoblosan. Untung rumahnya nggak jauh dan bawa mobil. Masih ada waktu sampai pukul 18.00. Katanya, jika lupa membawa surat (Wahlbenachrichtigung) itu, pemilih bisa menunjukkan KTP atau paspor. Panitia akan mencocokkan dengan data dan daftar yang ada. Sayangnya, dia juga nggak bawa. Lenggang kangkung tadi karena buru-buru.