"I want to know how deep it is. And if you'll be fine, I'll follow you." Kedua tangannya berkacak pinggang. Bingung, antara mau terjun tapi takut mati. Kelihatan gelap dan dalemmm. Biar tahu, pemandu harus terjun dulu. Kalau OK, ia maju.
Akhirnya, pemandu terjun dan masih hidup.
Senorita berani mengambil posisi di batu yang tinggi. Bagi pemula, ada kok, batu yang lebih pendek untuk terjun. Wanita muda dari Spanyol itu panik, maju-mundur ... maju-mundur ... terdiam, kemudian tiba-tiba hiyaaaa, terjun bebas. Teriakannya menggema, "One, two, threeeeeeeeeeeeeeeee."
Beberapa menit berlalu, ia sudah berenang menuju ujung di mana ada air terjun yang tersembunyi. Congrats! Kamu layak dapat bintang. Nyalinya besar.
Begitu balik ke tempat saya duduk, suami cerita.
"Luar biasa, indah sekali air terjunnya. Sayang kamu nggak ikut."
Melihat air terjun di Cunca Wulang tidak seperti di Tegenungan, Bali atau di Semirang, Semarang. Kenapa? Karena pada musim kering, harus masuk agak ke dalam di tikungan, nggak bisa dari jauh. Masuknya saja pakai terjun dan berenang. Benar-benar surga tersembunyi. Mau lihat sendiri?
Saya katakan surga (dunia) karena melihatnya, ada ketenangan dalam batin yang tercipta. Ada rasa syukur atas Sang Penciptanya. Masih banyak rupanya tempat wisata asli yang pantas untuk dikunjungi di tanah air ini.
Usai suami memutar ulang rekaman video untuk saya, ia pakai baju dan sepatu. Kami kemasi barang-barang dan kembali ke mobil depan tempat tiket sana.
Air Klamud, Talas dan Teh Hitam