Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Chat Sembrono di Whatsapp Bisa Rusak Rumah Tangga

15 September 2017   15:35 Diperbarui: 15 September 2017   15:54 13731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi memang mempermudah aktivitas manusia. Contohnya Whatsapp. Thanks to a new technology. Selain anak muda, suami saya adalah pemakai setianya. Bisnis dengan partner di luar negeri seluruh dunia lancar jaya. Nulis percakapan, impor barang, ekspor barang, kirim data, gambar, suara, foto, video ... pokoknya lengkap, deh. Semua ada di sana untuk mendukung chat.

Lewat aplikasi itu, saya juga bisa mengatur penerbitan buku-buku dan promosinya di tanah air selama saya ada di Jerman. Acara-acara Indonesia yang saya selenggarakan di Jerman juga hanya menggunakan media meeting whatsapp ketimbang tatap muka. Whatsapp group orang Indonesia pun, masih bisa saya ikuti. Bahkan yang terakhir, manfaat chat whatsapp sungguh luar biasa. Pakai group chat WA, saya berhasil jadi juru damai dua orang teman saya yang sudah 30 tahun musuhan. Bukankah itu positif dan menyenangkan? Whatsapp rupanya membawa kebaikan, bermanfaat! Dengan catatan, digunakan sesuai porsinya.

Eh, sebentar, dalam hidup ini selalu ada dua sisi mata uang. Kalau ada baiknya pasti dong ada buruknya.

Keburukan Aplikasi Chat Whatsapp

Selain bikin orang lupa waktu, tengkuk sakit jadi generasi yang merunduk karena terlalu banyak menunduk, jemari/tangan kram kebanyakan pencet-pencet waktu chat whatsapp, ada dampak buruk Whatsapp lainnya yang menyeramkan; bikin rumah tangga retak!

Nggak percaya? Berikut cerita teman-teman dekat saya:

1. Mempermudah Kencan Rahasia

Suatu hari di bulan puasa, seorang pria bertamu ke rumah kami. Masih pukul 13.30. Barangkali karena hari Jumat, Max yang ternyata teman suami saya itu sudah Feierabendaka pulang kerja lebih awal karena hari Jumat jam kerjanya pendek.

Karena panas, tamu dan suami duduk-duduk di teras dekat kebun mawar di belakang rumah. Sembari setrika, sayup-sayup saya dengar obrolan mereka. Maklum, jendelanya seberangan sama taman. Takut dikira nguping, saya nyetel youtube keras-keras. Lebih asyik. Haha. Nikmatnya nyetrika sambil memandang layar, asal setrikaan nggak gosong saja, kan.

Pukul 19.00, Max baru pulang. Heran, betah amat. Istrinya nggak nyari? Olala. Ternyata. Suami cerita kalau temannya itu sedang sedih karena nemu perselingkuhan istrinya di chat whatsapp. Teknisi IT itu tentu punya banyak akal untuk mengorek data apa saja yang ada di HP istrinya. Namanya jago utak-utik software. Bahkan untuk menambah bukti kuat, dia pasang penyadap untuk menangkap pembicaraan lesan istri dan lelaki yang dicurigai. Serem, ya? Kayak di film-film Hollywood saja.

Tadinya, teman suami saya itu menganggap biasa tetapi ketika sikap istri mulai banyak berubah dan sering pergi nggak tahu ke mana, ia jadi curiga.

Sekarang jadi tahu, kenapa si istri suka mengeluh soal badannya yang gembul dan nggak romantis lagi. Padahal, baru saja mereka membangun rumah baru dari gaji berdua. Kalau cerai, hutang banknya gimana?

Sebagai teman, suami saya diminta bantuannya. Saya geleng kepala, menolak usul si teman agar kami pura-pura bertengkar gara-gara WIL/PIL di depan istrinya, biar si istri ngerasa/tersindir. Mengapa harus pakai bikin drama? Alasannya kalau ditanya, si istri selalu menjawab, "Semua baik-baik saja." Ahhh.

2. Memicu Selingkuh

Omaigot. Dikhianati istri lewat whatsapp nggak hanya terjadi pada Max. Thomas, seorang kenalan, juga mengalami hal yang sama.

Awalnya, Thomas nggak curiga waktu istrinya selalu pulang malam. Nggak mungkin dong, orang meeting terus tiap malam? Sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga. Percakapan whatsapp ternyata bisa dilihat di Mac Book atau Ipad, dengan hanya meng-scan bar code yang ada dengan HP.  Jika nggak di-reinstall, biasanya akan selalu terlihat percakapan di sana, nyambung terus. Ada history.

Suatu hari, anak Thomas laptopnya rusak dan pinjam laptop mamanya. Buat ngerjain tugas kuliah, si anak pakainya malam-malam. Nggak disengaja, chat whatsapp mamanya dengan pria yang diduga pacar gelap, terbaca si anak. Si anak kaget dan lapor papanya.

Thomas yang penyabar nggak mau gegabah. Meski syok, ia perlu banyak bukti. Nggak hanya sekedar membaca kata-kata rayuan seperti "sayang", "papa", "mama", "kangen", "cinta", "mari bertemu".

Hari demi hari berlalu. Panas, panas hati Thomas bahwa banyak orang yang lapor-melihat istrinya sering berduaan dengan pria dalam chat itu di tempat-tempat umum.

Sampai suatu ketika, Thomas punya ide untuk tugas ke luar kota, padahal hanya sembunyi saja ingin menjebak istri. Nah, pada suatu malam di sebuah hotel, Thomas melihat dengan mata kepala sendiri. Istrinya berkencan dengan pria itu. Apa respon Thomas? Meminta istri mengakui perbuatannya dan bersumpah akan menceraikannya segera. Serem. Tambah gemes karena ternyata si pria adalah mantan pacar istri, sebelum menikah dengan Thomas! Nggak bisa move on, ya?

Apakah yang jadi korban perselingkuhan chat whatsapp hanya laki-laki karena perempuannya yang punya PIL? Ada juga korban perempuan, lho, alias suaminya punya WIL.

3. Tempat Merayu Maya

Kisah Rosi adalah salah satunya. Setiap orang punya masa lalu. Dulu, Matthias, suami Rosa pernah punya pacar, namanya Biene dan putus setelah tiga bulan. Lalu Matthias ketemu Rosi dan menikahi Rosi. Tahun pertama pernikahan, suami Rosi masih berhubungan dengan si mantan. Rosi tentu sangat keberatan, yang berlalu biarlah berlalu tapi jangan diteruskan. Rosi takut CLBK (cinta lama bersemi kembali). Rosi hapus semua foto mantan pacar yang ada di HP Matthias dan mengutarakan rasa tidak senangnya jika suami masih berkomunikasi dengan mantannya. Perang mulut terjadi tapi akhirnya damai. Suami janji nggak bakal kontak lagi.

Apakah suami Rosa insyaf? Tidak, hubungan Biene-Matthias masih berlanjut dan suami Rosi mengganti nama mantan pacarnya di dalam daftar kontak, dengan nama keluarga. Jadi tidak ada nama Biene tapi Mller.

Rosi nggak bodoh, ia tahu apa yang dilakukan suaminya. Rosi tahu nama keluarga Biene adalah Mller. Iapun menghubungi Biene alias Mller, mengutarakan apa yang terjadi lewat email dan berdiskusi. Merekapun berteman di media sosial, berharap bahwa sebagai orang dewasa, tahu mana yang salah dan mana yang benar. Rosi pengen bahwa Biene dan suami nggak akan mengulanginya lagi. Demi kebaikan dan kenyamanan keluarga masing-masing.

Sayangnya, beberapa tahun kemudian, mantan pacar suaminya yang sudah bersuami dan punya anak itu rupanya terjerumus lagi. Percakapan ditemukan oleh Rosi karena ia tahu password HP Matthias. Entah kenapa hari itu, tiba-tiba nggak ada hujan nggak ada angin, Rosi mengecek semua isi HP Matthias. Insting seorang wanita memang kadang lebih kuat dari semut pada gula.

Rosi meminta penjelasan keduanya. Matthias nggak ngaku tetapi Biene meminta maaf atas kekhilafannya dalam voicemessage di Whatsapp. Biene mengakui kesalahan telah terjerat rayuan Matthias lagi, meski hanya dalam bentuk percakapan. Alasannya, ia waktu itu sedang dalam keadaan drop psikisnya. Jadi waktu itu ikut-ikutan masyuk perselingkungan dengan Matthias padahal masing-masing tahu, sama-sama punya keluarga harmonis. Kata-kata seperti "cantik", "mari berdansa", "mari bertemu", "Kamu mau dibeliin rok/jaket dari luar negeri nggak? Ukuran apa?"

Mereka nggak sadar, meski hanya rayuan maya, percakapan bisa lebih kejam dari tindakan karena bisa dibaca berkali-kali, bisa dibayangkan, mengiris hati dan abadi. Meski didelete, percakapan whatsapp masih ada backup, bisa restore.

Perang baratayuda pasti terjadi antara Rosi dan Matthias. Rosi sudah mengancam akan meninggalkan Matthias dan anak-anaknya hanya gara-gara selingkuh teks di whatsapp.

4.Menyimpan "Sephia"

Rosi bukan satu-satunya wanita yang disakiti suami lewat whatsapp. Leni, teman sekampung saya, barangkali adalah korban suaminya yang selingkuh lewat Whatsapp.

Sebagai istri kedua dari suaminya, yang baru saja bercerai, Leni menaruh kepercayaan penuh. Leni nggak pernah sekalipun mengulik-ulik HP suami. HP selalu ada di genggaman suami atau di saku bajunya. Nggak pernah digeletakin sembarangan. Apakah ada yang disembunyikan? Ternyata ada!

Berikut percakapan suami Leni dengan suami saya:

"Lihat, ini pacar baruku." Lukas menunjukkan sebuah gambar dari whatsapp. Perempuan tinggi-besar, cantik dan seksi.

"Tinggal di sini?" Suami saya heran, kok bisa punya pacar, apa nggak takut dilabrak istrinya yang super galak kayak macan?

"Dekat pabrik" mengingat kantornya berjarak 300 km dari rumah, Lukas biasa kos hari Senin-Jumat. Sabtu-Minggu kembali ke sarang.

"Pssst ... jangan bilang-bilang istriku, ya." Dasar! Lukas memberi isyarat pada suami saya. Sayangnya, suami suka bocor. Sampai juga ke telinga saya. Curhat.

Perbincangan kami kemudian mengalir pada masa lalu. Masa di mana Lukas sudah sering menggoda perempuan selama menikah dengan istri pertamanya. Artinya, dia memang sudah ada gen mata keranjang. Dengan adanya teknologi, makin mempermudah hobinya, cari kesempatan dalam kesempitan.

Nah, kalau dengan istri pertama, butuh waktu 7 tahun untuk bercerai karena tahu suami selingkuh, butuh berapa lama Lukas akan ribut bahkan bisa jadi bercerai dengan istri keduanya, Leni? Sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga. Di atas langit, ada langit... bro.

What to do?

Saya tidak bermaksud menggurui, sekedar sharing dari pengalaman orang-orang tadi, agar selingkuh teks di Whatsapp tidak banyak terjadi di masyarakat kita yang sudah mulai serba digital, all over.

Dari pengalaman Thomas, Max, Rosi dan Leni sebagai korban perselingkuhan teks di Whatsapp, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindarinya:

  • Masing-masing pemilik akun Whatsapp jaga diri dan kehormatan masing-masing. Jangan hanya laki yang menang, perempuan yang dikalahkan ... atau sebaliknya. Pasutri harus berdua satu tujuan, sampai kaki nini. Asyik.
  • Ingat peribahasa "kalau nggak mau dicubit, jangan nyubit." Kalau jadi korban selingkuh teks di whatsapp itu menyakitkan, jangan selingkuh dengan orang lain karena ada yang bakal jadi korban. Percaya nggak percaya, ada hukum karma. Kalau kita pernah melakukan sebuah kejahatan pada orang lain, akan ada orang lain yang akan melakukan kejahatan pada kita.
  • Diskusikan tentang boleh-tidaknya, baik-buruknya membaca whatsapp pasangan Anda secara reguler. Di Jerman, ada aturan kalau pasangan tidak mau HP nya dikorek, ia dilindungi hukum. Jika dilanggar, bisa dikenai hukum. Itu kata Rechtsanwalt, pengacara. Ya, terserah, mau rumah tangganya hancur atau tetap ribut kalau ada yang nggak beres dan rumah tangganya oglak-aglik. Milih.
  • Gunakan akal sehat, jika ini terjadi, jangan bersumbu pendek. Think twicesampai masak.
  • Jika terjadi sekali, maafkan, beri kesempatan untuk memperbaiki. That's it!Di Jerman ada pepatah yang mengatakan bahwa kesalahan satu kali-dua kali adalah lumrah. Jika terjadi ketiga kali adalah hal yang bodoh.

***

Haaaa. Ngomong memang mudah, melakukannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ya, udah, segitu saja intermezzo nya. Endingnya, selingkuh di whatsapp? Don't try this at home. It's dangerous. Bermain api? Hangusssss.

Eh ...Ibu-ibu, sudah cek HP bapak-bapak hari ini? Semoga nggaknemu yang aneh-aneh.(G76).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun