Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Chat Sembrono di Whatsapp Bisa Rusak Rumah Tangga

15 September 2017   15:35 Diperbarui: 15 September 2017   15:54 13731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lihat, ini pacar baruku." Lukas menunjukkan sebuah gambar dari whatsapp. Perempuan tinggi-besar, cantik dan seksi.

"Tinggal di sini?" Suami saya heran, kok bisa punya pacar, apa nggak takut dilabrak istrinya yang super galak kayak macan?

"Dekat pabrik" mengingat kantornya berjarak 300 km dari rumah, Lukas biasa kos hari Senin-Jumat. Sabtu-Minggu kembali ke sarang.

"Pssst ... jangan bilang-bilang istriku, ya." Dasar! Lukas memberi isyarat pada suami saya. Sayangnya, suami suka bocor. Sampai juga ke telinga saya. Curhat.

Perbincangan kami kemudian mengalir pada masa lalu. Masa di mana Lukas sudah sering menggoda perempuan selama menikah dengan istri pertamanya. Artinya, dia memang sudah ada gen mata keranjang. Dengan adanya teknologi, makin mempermudah hobinya, cari kesempatan dalam kesempitan.

Nah, kalau dengan istri pertama, butuh waktu 7 tahun untuk bercerai karena tahu suami selingkuh, butuh berapa lama Lukas akan ribut bahkan bisa jadi bercerai dengan istri keduanya, Leni? Sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga. Di atas langit, ada langit... bro.

What to do?

Saya tidak bermaksud menggurui, sekedar sharing dari pengalaman orang-orang tadi, agar selingkuh teks di Whatsapp tidak banyak terjadi di masyarakat kita yang sudah mulai serba digital, all over.

Dari pengalaman Thomas, Max, Rosi dan Leni sebagai korban perselingkuhan teks di Whatsapp, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindarinya:

  • Masing-masing pemilik akun Whatsapp jaga diri dan kehormatan masing-masing. Jangan hanya laki yang menang, perempuan yang dikalahkan ... atau sebaliknya. Pasutri harus berdua satu tujuan, sampai kaki nini. Asyik.
  • Ingat peribahasa "kalau nggak mau dicubit, jangan nyubit." Kalau jadi korban selingkuh teks di whatsapp itu menyakitkan, jangan selingkuh dengan orang lain karena ada yang bakal jadi korban. Percaya nggak percaya, ada hukum karma. Kalau kita pernah melakukan sebuah kejahatan pada orang lain, akan ada orang lain yang akan melakukan kejahatan pada kita.
  • Diskusikan tentang boleh-tidaknya, baik-buruknya membaca whatsapp pasangan Anda secara reguler. Di Jerman, ada aturan kalau pasangan tidak mau HP nya dikorek, ia dilindungi hukum. Jika dilanggar, bisa dikenai hukum. Itu kata Rechtsanwalt, pengacara. Ya, terserah, mau rumah tangganya hancur atau tetap ribut kalau ada yang nggak beres dan rumah tangganya oglak-aglik. Milih.
  • Gunakan akal sehat, jika ini terjadi, jangan bersumbu pendek. Think twicesampai masak.
  • Jika terjadi sekali, maafkan, beri kesempatan untuk memperbaiki. That's it!Di Jerman ada pepatah yang mengatakan bahwa kesalahan satu kali-dua kali adalah lumrah. Jika terjadi ketiga kali adalah hal yang bodoh.

***

Haaaa. Ngomong memang mudah, melakukannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ya, udah, segitu saja intermezzo nya. Endingnya, selingkuh di whatsapp? Don't try this at home. It's dangerous. Bermain api? Hangusssss.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun