Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Begini Gambaran Rumah Pengungsi di Jerman

29 Mei 2017   16:41 Diperbarui: 29 Mei 2017   18:43 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempat mencuci bersama (dok.Gana)
Tempat mencuci bersama (dok.Gana)
Ruang pertemuan/baca/hobi (dok.Gana)
Ruang pertemuan/baca/hobi (dok.Gana)

Mesin pemanas ruangan (dok.Gana)
Mesin pemanas ruangan (dok.Gana)
Pemandangan indah dari tempat penampungan (dok.gana)
Pemandangan indah dari tempat penampungan (dok.gana)

1. Papan

Bangunan yang berdiri di kampung kami itu, disebutkan memakan bea 1,7 milyar euro. Uang yang tidak sedikit. Pastinya diambilkan dari dana negara seperti pajak. Ya, Jerman negara banyak pajak A-Z, deh.

Biasanya, desa atau kota yang memiliki bangunan kosong seperti barak tentara/wamil, gudang pabrik, balai pameran atau Kinderheim (tempat khusus untuk anak-anak bermasalah atau mengalami KDRT dan sejenisnya) akan mengalihfungsikan bangunan tersebut sebagai tempat pengungsi. Mengapa harus buang duit bangun baru? Bahkan banyak gedung yang tak terpakai itu kemudian mangkrak, rusak dan dirobohkan! Lhadalah. Kamar untuk mereka yang masih single ada di lantai dua, di mana satu kamar dengan 2 tempat tidur single dan kamar mandi/toilet bersama.  Sedangkan keluarga (lengkap) di bawah, ruangannya berisi lima dipan besi dan kamar mandi untuk satu keluarga. Dapur umum, tempat cuci baju umum dan tempat makan umum ada di lantai satu juga. 

Parabola (dok.gana)
Parabola (dok.gana)
2. Informasi

Sebuah antena TV terpasang sebelum anak tangga menuju lantai atas. Lantai atas, itu lantai yang pertama ingin kami jelajahi. Di sana, sudah ada seorang pria berbadan besar menanti. Mengucap selamat sore dan bilang kalau ada pertanyaan, akan dia jawab. Katanya, si bapak dari Landratsamt, kantor pemda setempat.

Tamu kami bertanya padanya, ada berapa orang yang akan ditampung di sana. Rupanya ada 70 orang. Pembagiannya ditentukan oleh pusat, tiap daerah kebagian. Namun, sampai 10 Maret itu, baru 53 yang konfirmasi. Terdiri dari 45 orang dari Suriah, Afrika dan 2 orang dari China. Eh, China?

Beberapa hari setelah 10 Maret, dalam perdebatan di kelas bahasa Jerman, saya menanyakan definisi Flüchtlinge yang dipelihara oleh negara Bundesrepublik Deutschland. Taksiran bahwa hanya dari negara perang, ternyata nggak sesuai kenyataan.  Bukankah di China nggak ada perang? Bahkan banyak pabrik sedunia ada di sana. Negara yang ekonominya saya taksir, sudah sangat kuat.

Salah seorang teman sekelas dari Rumania yang mendapatkan ijin tinggal tak terbatas dari Jerman, memiliki opini bahwa barangkali 2 orang China itu adalah eksodus dengan alasan pribadi, ekonomi keluarga. Bagi saya sah-sah saja dari negara mana saja tapi tentu, nggak semestinya mendapatkan tunjangan dari pemda tapi harus bekerja keras!

3. Uang tunjangan perbulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun