Dulu waktu di Indonesia saya biasa pakai sepatu hak tinggi, eee ... begitu di Jerman berubah dengan sepatu ket atau boots terus. Hari itu, saya pikir istimewa jadi pakai baju lady cut, stocking dan sepatu hak tinggi lah. Agak menyiksa karena saya jadi kayak flamingo yang jalan kaki di rawa-rawa. Udah nggak kebiasa lagiiii.
Untuk make-up, saya pakai bedak, eyeshadow, alis, mascara dan lipstik yang disapu tipis-tipis. Selain lebih cepat, juga nggak terlalu heboh seperti kalau menari di panggung.
Saya memang nggak cantik-cantik amat (uhukk) tapi setidaknya wajah saya jadi asyik dipandang karena segar. Istri tameng suami, betul? Boleh malu-malu tapi jangan malu-maluin.
Endingnya, sebagai kolektor asesoris warna-warni, saya pilih kalung dan anting emas untuk dipakai makan malam itu. Modelnya sederhana dan saya kira emas, pas di mana dan kapan saja.
Dandan selesai dan taraaa ... suami bilang, “Wah, kamu cantik, buuuuu.“ Halah, wis ndang mangkat.
2. Diskusi dengan suami
Di dalam mobil, saya tanyakan isu-isu terbaru big boss yang biasa suami share. Biar nggak kudet, kannn?
Saya tanyakan juga, kalau dijemput, bos minta duduk di mana di dalam mobil? Ternyata big boss suka duduk di belakang. Barangkali karena lebih luas dan duduk di depan bisa sport jantung karena suami saya kalau nyetir kayak Michael Schumacher. Jadi ingat, kalau ibu dubes RI di Hongaria sampai kaget dan memotret speedometer dalam perjalanan Swiss-Jerman. Bukan naik mobil tapi terbaaaaang.
Lho, lho, mengapa saya tanyakan tempat duduk? Karena saya diajari orang tua bahwa yang duduk depan adalah orang yang dihormati dan harus diutamakan untuk ditawari dulu.
3. Menyapa dengan ramah
Orang Indonesia terkenal ramah, kan. Soal ini pasti gampang untuk dilakukan, tinggal menarik senyum saja. Sayangnya, nggak semua orang bisa menjabat tangan dengan yakin dan menatap mata yang dijabat tangannya. Kontak tangan ini penting untuk meyakinkan kedua belah pihak. Ada kan orang yang jabatan tangannya kayak lelembut saking lembutnya, nggak terasa. Tadi udah salaman belum, ya? Belum dibalang.
Sembari mengguncangkan tangan saat menjabat, saya ucapkan selamat malam dan menyatakan bahwa saya senang bertemu dengannya. Begitu pula kepada kemenakannya yang kali itu ikut business trip.