Nggaya banget saya kasih sambutan. Xixixi. Pssst ... sambutan pertama tentu dari ibu dubes, dong. Beliau menceritakan sedikit tentang rencana peluncuran buku tentang Hongaria ini. Saya sungguh bersyukur bahwa beliaulah yang dipilih Tuhan untuk memberi kata pengantar, setelah permohonan saya kepada dubes lainnya tidak mendapat respon. Setelah tiga hari serumah dengan ibu dubes di wisma KBRI Budapest, saya jadi tahu. Nggak boleh GR jika ibu memberi jalan lebar untuk saya, ternyata ibu memang suka memudahkan jalan untuk orang lain. Sudah watak dan karakter yang terbentuk dari kecil, lurus. Ibu, doa saya, pintu ibu semakin dilebarkan. Berharap ibu pindah ke Jerman, xixixi ... atau negara-negara yang perlu mendapat perombakan dari ibu, ya. Untuk Indonesia.
Oh, ya, belum cerita. Tamu yang hadir nggak sembarangan, lho. Selain Herr Excellency the Indonesian ambassador di Budapest (bu Wening), ada pak dirjen dari kementerian luar negeri dan perdagangan Hongaria (departemen Asia-Pasifik) yakni Bapak Sandor Sipos, PH.D tadi. Tak ketinggalan yang bikin heboh, penulis populer buku anak-anak (Erika Bartoz). PPI dan staff KBRI meramaikan suasana. Ihhh ... staffnya (pak Dicky, mbak Titania, mbak Farisa, dik Karina, dik Yogi, dik Annin, bu Susi, pak Widi, pak Yudhi, bu Yus) baik-baik dan melayani dengan prima, meski saya bukan orang penting. Terima kasih, semuanya. Saluuut. Lopyupul. Maafkan kalau saya ada salah dan ngrepoti.
Terakhir, dari ngobrol ngalor-ngidul di atas ... kiranya saya ingin menarik sebuah benang merah bergaris emas bahwa tanpa rajin menulis, sangat mustahil saya bisa ketemu dan disambut ibu duta besar RI di Budapest ini. Matur nuwun, ibu. Semoga tetap sehat dan bahagia selalu. Ketemu April nanti di Swiss lalu ke Jerman. Voila. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H