“Aku lebih berhasil bisnisnya, kamu gagal ... ke laut aje, sonooo.“
“Aku terkenal, kamu tercemar ... emang enakkkk?“
“Pangkatku lebih tinggi, kamu lebih rendah ... mana mungkin kamu mengungguliku, jalan karirmu tertutup.“
“Aku penulis hebat, kamu penulis abal-abal ... sudah nggak usah nulis nanti mataku sakit bacanya.“
“Aku cantik, kamu buruk rupa ... nggak bakal ada yang melirikmu, stay at home ajah!“
“Pendidikanku lebih tinggi, kamu nggak berpendidikan ... ke belakang noh.“
“Suamiku lebih kaya, suamimu miskin ... kasihan deh lo.“
“Baju, tas dan sepatuku mahal dan bermerk, punya kamu kampungan, pasaran dan murahan ... nggak malu kamu?“
“Anakku hebat di sekolah sampai rangking dan dapat beasiswa, anakmu sudah nggak naik kelas raportnya kebakaran...“
“Aku koki ciamik, masakanmu tidak enak ... sudah nggak usah repot masak, nanti malu-maluin.“
Adalah bijak. Biarkanlah kehidupan yang membuktikan dan masyarakat yang menilai. Supaya setiap perempuan menanam, lalu menuai. Tetaplah beraktivitas dan berekspreski tapi tampillah sopan dan jaga ucapanmu. Yup. Menang tanpa ngasorake, menjadi pemenang tanpa menjelek-jelekkan orang lain.