“Patrick?“ Wajah Juliana pucat pasi. Bulu kuduknya berdiri. Ia benar-benar melihatku. Antara rindu dan takut bertemu. Bunga terjatuh. Tergeletak di karpet kecil depan pintu.
“Juliana!“ Kuhisap bibirnya. Bibir yang membuat aku merindu. Kuambil bunga dari karpet, kupindahkan ke tangannya yang halus.
Lampu taman padam, tubuhku pun menghilang. Juliana terpaku.
Ah, ya. Aku baru ingat. Hari ini hari Valentine. Tadi, satu menit usai matahari tenggelam, aku meminta Tuhan untuk mengijinkanku nyata di depan Juliana, sebelum aku tenang di sisi-Nya.
Sekali ini saja. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H