Istri: Lah, ada kok bank sperma, aku bisa beli.
Suami: Eeee ... mau cari laki lain ya ... awas kamu kalau berani, Ma!
Obrolan yang berkesan adanya kompetisi untuk memilih siapa yang paling penting sedunia. Jadi ingat perbincangan “Mana yang duluan, ayam dulu atau telur?“ Menurut saya, Tuhan tidak menciptakan telur, tapi ayam ciptaan Tuhanlah yang menurunkan telur. Ada mekanismenya.
4. Untuk memperbaiki komunikasi antara laki-laki dan perempuan, harus ada penyesuaian.
Karena laki-laki dan perempuan diciptakan untuk berpasang-pasangan, adalah indah kalau keduanya mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Sayangnya, perbedaan bahasa membuatnya sukar dan membutuhkan itikad saling menyesuaikan. Tepo slira memahami bahasa masing-masing akan membuat perempuan memahami apa yang dikatakan laki-laki dan sebaliknya.
Dengan begitu, istri bisa memaklumi kalimat lugas suaminya. Sedangkan suami, bisa menangkap maksud perkataan istri yang sering njlimet bertele-tele tapi tetap mampu menyenangkan hati istrinya.
***
Lho-lho... mengapa judul di atas bukan bahasa perempuan dan bahasa laki-laki melainkan bahasa feminin (yang terkesan menyenangkan bahkan kadang hati-hati) dan bahasa maskulin (to the point)? Rupanya di dunia ini tidak semua maskulin itu pasti laki-laki, tidak semua feminin itu merujuk perempuan. Sebab, ada juga laki-laki yang feminin dan perempuan yang maskulin. Tanpa mengurangi wujud wadag aslinya, gaya mereka berbeda... termasuk bahasanya itu. Bagaimana menurut Kompasianer?(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H