Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Serunya Melukis dengan Sang Maestro

27 Oktober 2016   00:31 Diperbarui: 27 Oktober 2016   05:56 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ih langitnya, sebentar lagi mau hujan, tuh" telunjuk saya mengarah pada langit Sisi utara.
"Pssst jangan keras-keras kamu bikin orang cemas saja." Mbak Lulu ketawa.

Dan benarlah hujan turun dengan derasnya sebelum makan siang. Bayangan pelukis yang nyebar tadi sedang melukis di bawah pohon terus lari layaknya tukang cukur di bawah pohon asem yang kena Tibum. Acara melukis tertunda! Pfff...Untung konsumsi segera datang dan kami bisa memandangi nasi sambil lempar pandangan ke Prambanan. 

"Nek udan deres artinya lukisannya pada payu" mami coba bikin mimpi. Iya ya... hujan kan rejeki. Mimpi bagian masa depan. Ditaksir lukisan mami bisa laku 350 juta! Oh, Mi... beruntung Gana pernah dihadiahi dua lukisanmu meski ngga besar. Blessed.

Karena hujan tadi, panitia tak tinggal diam, segera menyarankan peserta untuk kembali ke tenda biru, meneruskan lukisan. Lukisannya macem-macem. Ada yang mirip sketsa, ada yang kayak mami dan aliran lain. Indonesia sungguh kaya akan pelukis. Eh kok laki-laki semua ya, mi? Mami paling cantik! Mereka tak boleh kalah sama mami yang perempuan dan sudah tak muda lagi kannnn?

Hmmmm...Mama dan anak ragil dekat saya itu terlihat nyaman dan aman, atap gazebo seakan menolak air yang berjatuhan dari atap menerobos masuk. Hanya saja kanvas harus dirantai pake rafia biar tak terbang.

Sedikit bosan menunggu lukisan jadi, saya pamitan jalan-jalan. Menikmati 1000 candi! Candi Shiva, candi Wisnu, candi Apit, candi ... banyak deh. Woooow, benar-benar aset wisata yang indah dan luar biasa. 

Ups. Sadar, lama-kelamaan jalan-jalan, segera menuju pintu keluar. Ya ampuuun jauh bangetttt. Harus keliling lapangan sepakbola untuk kembali ke gazebo tadi.Huuuuuh.

Begitu sampai, melongo. Lukisan-lukisan sudah diikat... orangnya pada kemana. Huuuu... Gana ditinggal! Mana HP low batt. Untung ada Mas Momi. Bukannya acara lukis tutup jam 16? Kok buruan? Ya, udah nggak papa. Yang penting seru menyaksikan acara lukis bareng the master of painting mami Kartika. (G76)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun