Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mau Ngebut? No Alcohol dan Pilih Sirkuit!

13 September 2016   16:08 Diperbarui: 13 September 2016   16:13 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuma hiasan, bukan menu (dok.Gana)

“Baiklah, saya tulis pesanan Anda. Aturan di sini memang begitu, mohon dimengerti...“

Harganya lumayan juga untuk satu putaran, 29€ untuk dua anak. Dapat kartu, sertifikat dan cap dari kain untuk helm. Mau coba? Aduuuhhhh... pilih ngebut di jalan tol aja deh, lurus. Di sana kelak-kelok. Bisa muntah.

Lomba balap berhadiah tur Helikopter

Menjajal balapan di depan resto itu sudah biasa dilakukan orang awam. Berkali-kali. Di sana, balapannya  nggak cuma main-main, ada ajangnya. Dalam rangka 20 tahun resto yang keduapuluh, diadakan Kartspass di Bispingen. Kualifikasi mulai 1 april 2016 dari Minggu sampai Jumat setelah pukul 18.00. Lomba balapannya 27 Agustus 2016. Tiga pemenang mendapatkan hadiah tur keliling dengan helikopter. Asik yaaaa ... suka-suka. Padahal kalau di Jerman tuh, orang yang biasa dibawa pakai helikopter biasanya kalau sakit dan harus ke UGD (kecelakaan, sakit akut dan lainnya). Nggak asyik ... ada duka ... 

***

Ya sudah, sudah saya ajak Kompasianer ke Jerman,  ke resto dan sirkuit Ralf Schumacher yang depannya ada tempat main ski buatan mirip bukit dengan bahan besi dan gubug kayu tempat menginap (biasanya musim salju). 

Hmm ... Nggak tahu, apa di Indonesia ada tempat seperti itu. Kalau ada bagus juga, ya. Selain jadi obyek wisata, tempat makan yang asyik, juga menggali potensi pembalap baru Indonesia khususnya anak-anak dan remaja.

Kalau jaman dulu, ya, ada tradisi trek-trekan yang banyak menimbulkan kecelakaan. Ngebut benjut! Selain tempatnya salah, juga illegal. Kalau dialurkan di tempat yang tepat, alangkah baiknya....Mengebutlah pada tempatnya. Betul, di sirkuit!!! Eh... Iya sih. Di Jerman bisa saja di jalan tol yang memiliki track no limit (tanpa tanda 60, 80, 120, 130). Tapi di sirkuit lebih resmi kaliii ....

Satu lagi. Mau menyetir mobil apalagi kebut-kebutan? Syarat wajibnya adalah no alcohol!

Nah, adakah pembalap-pembalap Indonesia yang tertarik untuk buka bisnis resto dengan sirkuit? Kompasianer barangkali? (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun