Tahu kan, ibu rumah tangga itu hanya kasur, dapur dan sumur? Di Jerman? Mirip, dikenal dengan Kinder, Kirche, Küche (mengurus anak, ke gereja dan di dapur). Laaah kalau banyak di rumah kapan perginya ya? Untung ada internet, bisa berselancar ... Hore, eksis!
2. Peluang bisnis dari rumah
Banyak kok, ibu-ibu yang blogger jualan dari rumah. Peluang bisnis makin terbuka karena selain mengurus rumah juga bisa cari uang. Begitu pula dengan saya. Eh, bisnis apa ya? Jual buku-buku aja deh.
3. Pencitraan
Kalau nggak dikenal, harus memperkenalkan diri. Tentu saja pencitraan ini berdasar fakta yang benar. Nanti kalau kayak kasus asisten dan dokter di Kompasiana tempo hari, siapa menanam akan menuai. Citra sebagai orang Indonesia yang tinggal di Jerman.
4. Memperluas jaringan
Dari berkenalan dengan blogger di seluruh dunia, jaringan jadi tambah banyak. Dari yang nggak kenal jadi kenal, dari yang sudah kenal tapi hilang tersambung lagi. Dari luar negeri jadi kenal orang-orang dalam negeri. Kalau pakai pesawat mahal kan?
5. Jalur komunikasi (alternatif)
Kadang karena jarak dan waktu, mau berhubungan kok susah dan mahal. Di Kompasiana jadi bisa lebih mudah kalau bisa mengatur waktu antara dunia maya dan nyata. WA dan email memang bisa tapi bukankah tidak ada artikel di sana untuk dibaca dan didiskusikan? Kalau di blog keroyokan kita ada artikel, komen dan balas komen. Bahkan forum adalah....
6. Tempat instropeksi
Di bawah artikel kompasiana, selalu disertakan kolom komentar. Saya mungkin termasuk wayang mbeling yang mbales tidak di tempat semestinya. Saya pilih mengunjungi artikel komentator, membaca tulisannya dan meninggalkan jejak di sana. Barangkali ini ekstrim untuk teman-teman yang bilang, “Ih, Gana sombong!“ Nggaklah ... kalau saya balas di tempat sendiri kann ego. Xixixi. Kalau balas di tempat saya dan tempat komentator aduh nggak sempat. Waktunya dibagi. Dari komentar, kadang jadi bahan renungan. Ohhh gitu tanggapan orang. Terlihat positif dan negatifnya. Bahasa tulis bisa merasuk jiwa. Bagaimanapun, saya tahu, kalau ada orang yang nggak suka sama saya meski saya nggak ngapa-ngapain tetep saja salah atau buruk. Eh.