Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Sudah Periksa Kesehatan Diri (Medical Check Up)?

28 Juli 2016   20:04 Diperbarui: 29 Juli 2016   02:49 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, pindah ke ruang dokter ditanya keluhannya apa dan alasan melakukan Check up. Di Jerman setelah menginjak usia 35 tahun, disarankan periksa general check up. Setelah yang pertama ini, berikutnya adalah dua tahun lagi periksa (tahun 2018) dan seterusnya (2020, 2022, 2024 ...).

Begitu duduk di dalam ruangan, disuruh telanjang bagian dada lagi, BH masih dipakai. Diperiksa dengan steteskope. Bagian depan dan belakang badan. Baju atasan dipakai lagi. Meski dokter perempuan, malu ah kalau telanjang bulat.

Beberapa menit kemudian, saya diperiksa bagian leher, dipegang-pegang karena saya punya riwayat SNNT, struma. Ditanya dokter tahun berapa dan di mana operasinya. Rupanya sudah lama dan tidak ada keluhan setelahnya, berarti tidak ada masalah.

Berikutnya, disuruh mengangkat kedua tangan dengan mata terpejam. Saya tanya apa saya juga akan mendapat parkinson seperti bapak. Dokter bilang kalau tangan gemetar beberapa saat itu biasa. Semoga ....

Dokter berbalik. Ia memeriksa mata saya dengan senter khusus. Terang sekali senter kecil itu. Begitu tanya mengapa mata saya kuning bukan putih, dijawab karena kulit saya gelap dan bukti tes darah akan menjelaskan lebih detil. Hmm ...

Dokter muda dan baik itu menyuruh saya pindah ke kasur. Berbaring di kasur dengan bagian bawah (rok) dilepas tapi celana dalam tetap dipakai, saya relaks. Diperiksa perutnya, ditekan-tekan. Saya diminta untuk duduk di kasur. Lutut tangan dan kaki dipukul palu. Selesai. Rok dipakai lagi.

Begitu duduk di kursi sebelah meja dokter, dijelaskannya semua baik-baik saja. Tidak ada sesuatu yang salah, kecuali tentang tes darah dan urin yang akan diterima besok pagi. Begitu melihat data dalam file saya, dokter muda (anak dokter pemilik klinik) itu menemukan bahwa saya belum disuntik Zecken untuk ketiga kalinya. Zecken adalah hewan parasit yang biasa menggigit manusia, menghisap darah dan bisa menjadikan bagian tubuh yang digigit membesar.

Insekt kecil itu bisa jadi besar karenanya dan harus dilepas dengan alas khusus. Tadinya saya menolak karena belum disuntik sudah lemes duluan dan setelah disuntik nanti jadi sakit (letih, lemah, tak bersemangat sampai 1-2 hari).

Imunisasi itu diberikan tiga kali. Dua kali sudah saya jalani, yang ketiga waktu itu tidak dilakukan karena saya masih flu. Begitu ditunda, lupaaaaa.... sampai berapa tahun, coba? Benar, saat menulis artikel ini, badan saya sudah panas habis diimunisasi. Suntikan bereaksi.

Catatan:

Pemeriksaan papsmear tidak dilakukan dokter umum itu karena saya sudah ada janji dengan dokter kandungan. Pemeriksaan USG dan ke dokter kandungan biasa saya lakukan setahun sekali. Sama halnya dengan pemeriksaan gigi, setiap 6 bulan sekali. Kecuali, jika ada masalah tentu bisa datang sewaktu-waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun